Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang foto bersama KH. Salahuddin Wahid dan jajaran mudir Mahad Aly, saat Yudisium wisuda ke-5, Sabtu (12/1/2019). (Foto: M. Masnun)

Tebuireng.online- Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng melakukan Yudisium Wisuda Mahasantri ke-5 di ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng. Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng menyampaikan pentingnya akhlak yang baik dan keinginan untuk maju.

Gus Sholah mengawali dengan mengingatkan lagi sejarah Ma’had Aly yang didirikan  tahun 2006. Ini merupakan gagasan almaghfirullah KH. Yusuf Hasyim. “Beliau mendapatkan anjuran dari Menteri Agama waktu itu, Pak Maftuh Basuni almarhum. Tujuannya melakukan kaderisasi ulama karena yang di fakultas-fakultas di STAIN, STAI, IAIN, apalagi UIN dianggap masih belum cukup. Jadi akhirnya didirikan Ma’had Aly. Cukup lama, mungkin 10 tahun baru diakui. Bulan Mei tahun 2016 itu baru diakui secara resmi oleh negara dan sekarang ini sudah ada 36,” ungkap Gus Sholah, Sabtu (12/1/2019).

Menjadi ulama itu tidak hanya mempunyai pengetahuan tinggi, tapi akhlak ulama itu sangat penting. Ada dua petuah Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari yang paling dingat oleh Gus Sholah. Pertama, jadilah santri yang bisa menerapkan ilmu yang diperoleh di pesantren. Yang kedua, jangan belajar ilmu agama dengan tujuan memperoleh harta, memperoleh jabatan, atau memperoleh popularitas. “Ya sudah jalani kehidupan sebaik-baiknya. Semua itu sudah diatur Tuhan.”

Rektor Universitas Hasyim Asy’ari ini menambahkan, “Rezeki, jabatan, apa saja diatur Tuhan. Berusaha sebaik-baiknya untuk meraih yang kita inginkan. Tetap dengan memperhatikan hukum yang berlaku dan etika. Soal rezeki Allah yang ngatur, tidak usah khawatir jatah kita tidak akan jatuh ke tangan orang lain.”

“Yang terjadi dalam hidup saya itu, sebagian besar mikir saja tidak pernah. Jadi pengasuh Tebuireng itu tidak pernah saya mikir, jadi rektor IKAHA itu tidak pernah mikir. Mikir aja enggak, apalagi pengen. Semua itu sudah diatur Tuhan. Tapi bukan berarti kita tengak-tenguk, tidak,” tutur suami Hj. Faridah ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita berusaha sebaik mungkin. Berprestasi sebaik yang kita bisa. Kemudian menjaga akhlak, etika kita. Kita berbuat baik kepada siapapun juga. InsyaAllah dengan itu rasanya kehidupan anda akan bermanfaat, penuh dengan hal-hal menyenangkan. Berbuat baik kepada banyak orang itu sangat menyenangkan,” pungkas Gus Sholah.

Pewarta: M. Masnun

Editor/Publisher: RZ