tebuireng.online- Para kiai dan perwakilan pondok pesantren (Pontren) mu’adalah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pesantren Mu’adalah (FKPM) mengadakan silaturrahmi dan diskusi di Pondok Pesantren Tebuireng, pada Kamis (12/03), bertempat di gedung Yusuf Hasyim lantai 2.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. H. Ahmad Zayadi dan Ketua FKPM, KH. Amal Fathullah Zarkasyi serta KH. Fahmi Amrullah mewakili pengasuh Pesantren Tebuireng.

Dalam pemaparannya Dr. Ahmad Zayadi menyampaikan bahwa penanganan status pendidikan pondok pesantren dalam proses penyetaraan lembaga pendidikan dan lulusannya masih tergolong baru, sehingga terkesan ada keterlambatan pemerintah dalam proses penanganan ini.

“Kini sudah saatnya pemerintah dan pengelola pondok pesantren merekonstruksi bangunan pendidikan pesantren ke tengah-tengah pendidikan nasional dan menghilangkan kesan pinggiran pesantren di tengah-tengah masyarakat. Instrumen (muadalah) ini pas untuk melaksanakan itu semua,” ungkapnya.

Menurut KH. Amal Fathullah, ada 36 pondok pesantren di Indonesia yang sudah menyandang status muadalah dan 18 diantaranya berada di wilayah Jawa Timur termasuk Muallimin Tebuireng. Diharapkan setiap pondok pesantren dengan status mu’adalah kedepannya bisa meningkatkan kualitas pendidikan baik dari segi tenaga pengajar, kualitas lulusan maupun infrastruktur.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam pertemuan tersebut,  terdapat sekitar 22 perwakilan pondok pesantren  yang hadir, diantaranya Pondok Tremas Pacitan, Pondok Modren Gontor, Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mathali’ul Falah Kajen, Pati, Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Al Amien Prenduan, Pesantren Lirboyo Kediri dan sebagainya. (Zen)