suasana bahstul Masail di masjid Ulil Albab Pesantren Tebuireng Jomban, yang berlangsung pada hari Senin-Selasa (19-20/12/2022).

Tebuireng.online— Dalam rangka menyambut haul Gus Dur ke-13, lembaga penelitian dan keilmuan Pesantren Tebuireng (Riyadhu at-Athalabah) bekerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasantri Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Dema Amali) mengadakan Bahtsul Masail tingkat Nasional pada (19-20/12/2022).

Menurut keterangan dari panitia, ada 80 peserta yang hadir pada agenda Bahtsul Masail kali ini dari 22 Ma’had Aly nasional dan 17 pondok pesantren.

KH Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pesantren Tebuireng, dalam penutupan acara lewat juru bicaranya KH Achmad Roziqi menyampaikan bahwa esensi dari Bahtsul Masail ini adalah bagaimana peran kita memberi solusi atas permasalahan umat.

“Gus Ishom pernah berkata ketika men-tahqiq kitab Risalah Ahlu as-Sunah wa al-Jama’ah, menjadi sebuah validasi kelayakan mahasantri atau santri senior untuk persiapan ke masyarakat,” ujar Kiai Roziqi.

Di lain sisi, Kiai muda yang juga terjun di komisi fatwa MUI Jatim tersebut, juga menutur bahwa saat ini sudah campur-baur antara yang afadhil (paham) dan aradzil (bodoh).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sulit membedakan antara yang benar dan salah. Orang-orang yang tidak punya kompetensi sudah berani berfatwa. Mereka itu adalah orang jahil yang memahami Al-Qur’an dan Hadis dangkal, hanya berbekal terjemahan dan searching google sudah berani berfatwa,” imbuhnya.

Maka dari itu, lanjutnya, kita mencoba pada haul Gus Dur kali ini diadakan Bahtsul Masail. Inisiasi Bahtsul Masail ini sangat luar biasa. Karena dapat melihat suatu problem dari berbagai sudut pandang ilmu agama. Dari segi tafsir, hadis, fiqh dan lain sebagainya.

Pewarta: Fachrizal