Kiai Farid saat memberikan mauidhah hasanah di Peringatan Isra Miraj yang diadakan oleh Pesantren Sains Tebuireng, Kamis (6/2/2025). Foto: Aulia

Tebuireng.online- Dr. KH. M. Farid Zaini, Lc., M.H.I. menyebutkan bahwa isra’ mi’raj merupakan peristiwa yang luar biasa besar. Sejarah yang belum pernah ada di muka bumi, Kamis (06/02/2025) di Pesantren Sains Tebuireng.  

“Anak manusia diterbangkan dari satu tempat yang sangat jauh ke tempat lain, kemudian dinaikkan ke langit satu, ke langit dua dan seterusnya hingga langit tujuh dan sidratul muntaha. Belum ada cerita nabi seperti Rasulullah SAW. Maka dari situ, julukan nabi adalah khotamul anbiya’, sayyidul anbiya’I wal mursalin, sayyidul awwaliina wal akhirin, khoirul basyar, wa ummatuhu khoirul umam,” katanya.

Beliau menyampaikan, isra’ mi’raj menurut sejarah ahli tafsir dijelaskan bahwa isra’ mi’raj itu littasali ‘ala khuzni nabi, atau bahasa sekarang itu hiburan. Rasulullah mendapatkan anugerah yang tiada duanya di hadapan umat manusia itu setelah mengalami kesusahan. Rasulullah SAW di-isra’ dan mi’rajkan oleh Allah setelah mengalami peristiwa luar biasa menyedihkan. Rasulullah adalah raisul ulul azmi karena begitu hebatnya ujian yang beliau hadapi. Puncaknya ketika Bani Quraish dan Bani Kinanah membuat kesepakatan memblokade keluarga Nabi Muhammad, yakni Bani Abdul Mutholib dan Bani Hasyim. Hingga ada amul khuzni, tahun kesedihan. Nabi ditinggal oleh pamannya, kemudian meninggal pula Sayyidah Khodijah, istri nabi. 

“Dari sini kemudian nabi mengalami peristiwa isra’ mi’raj. Nabi memiliki dua tempat uzlah untuk menyampaikan hajat beliau kepada Allah SWT. Pertama di gua hira, kedua di Masjidil Haram. Ketika masa kesedihan ini nabi mengadu di Masjidil Haram, hingga beberapa bulan kemudian nabi hijrah dari kota Mekkah menuju Thoif, barangkali di sana ada bantuan atau pencerahan. Ketika sampai di Thoif, nabi dilempari batu sampai kaki Rasulullah berdarah. Jibril kemudian mendatangi nabi, ‘wahai Muhammad, jika engkau menghendai akan aku hancurkan dua gunung Thaif ini’. Nabi menjawab, ‘jangan’. Dari sinilah nabi berdoa ‘Ya Allah berikanlah hidayah kepada kaumku sebab mereka melakukan seperti itu karena mereka tidak tahu’,” jelasnya.

Di samping itu, lanjutnya, “Di Pesantren Sains akan saya beri ijazah doa Rasulullah SAW. Ini doa Rasulullah SAW ketika sakit hati. Doa ini untuk kebutuhan yang mendesak. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ 

Artinya, ‘Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim.’ Acara ini berlangsung khidmat dan diakhiri dengan pembacaan doa. 

Pewarta: Aulia