Bagi para masyarakat yang suka berziarah ke makam para wali (menurut sebagian ilmuwan, makamnya wali ada yang fiktif)  jangan sampai menyakini wali itu kuasa. Hanya Allah yang Maha kuasa dan yang pantas dimintai permohonan, Wali hanya perantara. Karena itu, pimpinan rombongan ( kiai atau ustadz) wajib memberi penjelesan dahulu sebelum berziarah. Jika terjadi kekeliruan dalam hal ini, maka dosa ditanggung pemimpin rombongan.

Meyakini bahwa benda-benda tertentu berkemampuan dengan dirinya sendiri (tanpa campur tangan Allah) adalah musyrik. misalnya, meyakini obat menyembuhkan, nasi mengenyangkan, pupuk menyuburkan secara kesendiriannaya, jelas musyrik. yang betul; bahwa Allah memberi kekuatan kepada obat, nasi, pupuk dan sebagainya.

Para  petani yang bangga karena hasil panen yang melimpah dan berkata: “wah, setelah saya beri pupuk ini, hasilnya melimpah”. berarti ia telah memgenyampingkan peran tuhan, jadi pantas Tuhan tersinggung, lalu mencabut berkahnya. ungkapan yang Relegius adalah; “wah, setelah saya beri pupuk ini alhamdulillah, hasilnya melimpah”.

Bacaan Aneh

Disalah  satu desa dikabupaten pasuruan ada bacaan aneh yang menyangkut ayat ini dipraktikkan dan diajarkan. yaitu berhenti sejenak pada bacaan huruf “kaf” pada ayat iyyaka, tidak langsung  baca kalimat berikutmya. Praktiknya begini; Iiyyaka (berhenti sejenak) Na’budu wa iyyaka (berhenti sejenak) nastain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mematah bacaan “ka” dengan “Na’budu” dan “ka” dengan “nastainu” ini atas dasar keyakinan bahwa konon syaitan punya dua anak bernama KANA dan KANAS yang sengaja diproyeksikan untuk membayangi tuhan saat disebut sebagai sesembahan.

Jika ayat ini dilangsungkan khawatir jatuh pada penyebutan dua anak Syetan sialan tadi. takut musyrik meskipun bacaan ini tidak salah dan juga tidak mengurangi sahnya sholat tetapi bacaan demikian jelas tidak mendasar, jelek, terkesan lucu dan mengada-ada.

Kelucuanya terlihat dalam beberapa sisi. yang pertama; betapa banyak anak syetan yang lahir didunia ini sejal awal diciptakan dan tidak pernah mati. itu berarti membutuhkan sekian triliun nama. sebagai syetan, pasti semua kelakuannya diproyeksikan untuk merusak iman manusia. maka tidak mustahil, setiap potongan kata dalam surat Al-fatihah bahkan seluruh huruf Al-quran dijadikan nama anak dan cucunya yang tak terhingga jumlahnya (melebihi jumlah seluruh Al-qur’an) itu, dengan tujuan merusak iman. misalnya: Alham, Dulil, Hirab, Bil-A’, Lamim, Al-Rah, Manir dsb. apakah kita harus baca patah-patah terus ?

kedua, pelatihan yang mengekspresikan bunyi sama, tidak berarti pengakuan. walaupun kata Kana dan Kanas terlafalkan, tidaklah itu penyebutan keyakinan. melainkan murni kebetulan belaka.

Ketiga, tidak ada satupun riwayat tsiqah dari Sahabat, Tabi’in, Al-ulama’ Al-qurra’ yang mengatakan hal itu. wallahu a’lam.

 

Dr. KH. Ahmad Musta’in Syafi’i (Mudir PP Madrasatul Qur’an Tebuireng)

*Artikel ini pernah dimuat di MajalaH Tebuireng edisi 35/November-Desember 2014, dimuat kembali untuk alasan pendidikan