Pengurus Cabang Persatuan Guru halaqoh yang digelar oleh Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Jombang, Sabtu (17/09/2016)
Pengurus Cabang Persatuan Guru halaqoh yang digelar oleh Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Jombang, Sabtu (17/09/2016)

tebuireng.online—Sabtu (17/09/2016), dengan mengangkat tema “Seni Mendidik ala KH. M. Hasyim Asy’ari: Menggali Role Model Figur Inspiring Teacher”, Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Jombang sukses mengadakan Halaqah Majelis Guru Madrasah dan Pesantren (MGMP) “Taswirul Afkar”. Halaqah tersebut dihelat di ruang pertemuan dosen Universitas Hasyim Asy’ari.

Dalam halaqah tersebut, gaya pengajaran KH. Hasyim Asy’ari dikupas secara akademis dan dilihat dari perspektif dzuriyahnya. Selaku akademisi, Dr. Hanifudin Mahadun, M.Ag menyampaikan bahwa Mbah Hasyim sebagai guru besar merupakan pendidik dengan wawasan ke depan serta pendidik yang mengutamakan adab dan keilmuan terhadap santri-santrinya.

Paparan dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya tersebut ditegaskan kembali oleh KH. Fahmi Amrullah. “Pembentukan karakter seseorang harus menjadi tujuan utama proses pendidikan. Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari ketika mendidik santrinya menerapkan prinsip ta’abbud (mendidik santri menjadi orang yang benar)  lalu  ta’allum (mendidik santri menjadi orang yang pintar). Mbah Hasyim mendahulukan ta’abbud, ini mengisyaratkan bahwa Mbah Hasyim lebih menekankan pendidikan karakter baru kemudian pengetahuan,” tutur beliau selaku pembicara mewakili dzuriyah.

Pengasuh Pondok Putri Tebuireng, yang kerap disapa Gus Fahmi juga menambahkan bahwa setiap waktu adalah proses pendidikan. Di tengah malam, pendidik harus menjadikannya proses pendidikan, yaitu mendoakan siswa-siswinya. Karena kesuksesan mereka bisa jadi berasal dari doa para pendidik.

Sekarang ini yang menjadi role model kebanyakan adalah guru umum yang bukan pesantren NU padahal diyakini bahwa di NU mempunyai banyak sekali inspiring teacher tetapi tidak se-terkenal, misalkan bu Muslimah yang ditulis dalam novel Laskar Pelangi. Padahal banyak figure NU seperti Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Mbah Bisri, Musta’in Romli yang diyakini sebagai sang mahaguru.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pentingnya memunculkan kembali inspiring teacher dari kalangan NU mendorong PC PERGUNU Kabupaten Jombang mengadakan halaqah ini. “Nah alasan diadakannya halaqah ini, kita mencoba menggali role model inspiring teacher dari dalam diri NU sendiri, dari dalam pesantren sendiri. Kita belajar dari beliau-beiau yang sudah kita anggap sebagai guru yang sudah sangat sukses mendidik santri dan murid-murid beliau. Kita awali, belajar dari Mbah Hasyim bagaimana seni beliau dalam mendidik santri dan murid-murid beliau. Selanjutnya kita juga akan belajar dari Mbah Wahab, Mbah Bisri dan Mbah Musta’in Romli”, ungkap Ahmad Faqih selaku Ketua PERGUNU Jombang.

PERGUNU adalah organisasi yang beranggotakan guru-guru, tidak hanya guru pendidikan formal namun juga nonformal seperti di pesantren, tidak hanya negeri namun juga swasta. PERGUNU pernah besar sekitar tahun 1960-an hingga tahun 1980-an. Namun organisasi ini sempat terhenti pada saat Orde Baru karena pada saat itu organisasi pendidikan harus masuk dalam satu payung yaitu PGRI. Sejak empat tahun lalu, setelah Muktamar NU di Makasar, PERGUNU kembali menjadi Banom NU.

Di Jombang sendiri, PERGUNU mulai berdiri pada 2012. Kini organiasi ini mempunyai anggota sekitar 1000 orang. Upaya-upaya yang dilakukan PERGUNU Cabang Jombang di antaranya adalah peningkatan kependidikan, peningkatan paham aswaja terhadap pendidik, advokasi yang terkait dengan kebijakan terkait dengan masalah-masalah yang dialami oleh para pendidik.

Adapun PERGUNU sendiri memiliki harapan adanya peningkatan kompetensi, wawasan keilmuan, dan wawasan bersikap guru para pendidik. Dan memunculkan benih-benih inspiring teacher. (Nurul/Fara)