Oleh: Ainun Fitri Mughiroh, S.Sos., M.I.Kom
Media memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah politik suatu kelompok, personal, atau arah politik suatu negara. Gerakan massa atau people power yang erlatar dilatar belakangi isu politik diberbagai negara tak jarang memanfaatkan media sebagai alat untuk menyebarkan beragam berita atau opini yang bertujuan untuk mempengaruhi cara pandang publik terhadap sesuatu.
Salah satu gerakan massa yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah gerakan reformasi tahun 1998. Massa memanfaatkan media seperti surat kabar, radio, dan televisi untuk memberitakan ketidakpuasan masyarakat terhadap politik pemerintah pada waktu itu. Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat juga memanfaatkan media untuk memobilisasi massa dalam aksi demonstrasi besar – besaran menuntut turunnya presiden Soeharto.
Media juga berperan dalam pembentukan sejarah pada suatu periode tertentu, seperti peristiwa gerakan reformasi tahun 1998 yang berhasil menggulingkan presiden Soeharto hingga menjadi salah satu titik balik kebebasan pers di Indonesia.
Dalam dunia politik, media tidak dapat dipisahkan dan telah menjadi satu kesatuan, khususnya pemanfaatan media massa dalam kampanye politik seseorang atau kelompok. Melalui media, seseorang atau kelompok politik dapat memanfaatkan untuk membangun branding diri sendiri untuk mencari suara atau membangun kekuatan politiknya.
Baca Juga: Media Digital dan Pembentukan Budaya Masyarakat
Pada era saat ini, perkembangan media semakin canggih dan memiliki bermacam jenis platform yang dapat dimanfaatkan. Media digital yang kian mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat pun dimanfaatkan oleh politikus untuk menjangkau lebih dekat dengan rakyat atau pemilih. Hal semacam ini digunakan sebagai cara penyampaian informasi yang transparan dan akuntable, serta menambah nilai edukasi tentang politik yang mana masyarakat dapat mengetahui ide – ide maupun kebijakan yang dibuatnya.
Media sebagai sentral informasi di masyarakat memainkan peran yang krusial dalam menentukan arah politik seseorang maupun kelompok, tak jarang media juga berperan memoles citra politik seseorang ataupun kelompok untuk dapat diterima di masyarakat. Menurut Cangara (2016) (dalam jurnal Fermana dan Zetra, 2021) menyebutkan bahwa pada konteks politik, baik dari partai politik maupun aktor politik akan melakukan berbagai usaha untuk mempengaruhi agenda media dalam pembentukan citra. Melalui media, khususnya media digital saat ini, mampu menambah pengetahuan perihal politik di masyarakat awam.
Edukasi ataupun informasi politik yang dikemas dengan gaya yang mengikuti perkembangan isu maupun kreatifitas, akan dapat diterima oleh khalayak diberbagai usia. Masyarakat seringkali memanfaatkan media digital, seperti media sosial, sebagai tempat untuk mencari informasi dan hiburan yang cepat, akurat, dan menghibur. Penggunaan media sosial seperti, Facebook, Instagram, X, TikTok, dan sebagainya menjadi media sosial yang paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia.
Mengutip dari theglobalstatistics.com menunjukkan bahwa pengguna aplikasi Instagram menempati peringkat pertama dengan jumlah 84.80% atau sekitar 173.59 juta pengguna, kemudian diurutan kedua Facebook 81.30% atau sekitar 166.42 juta pengguna, urutan ketiga aplikasi Twitter 58.30% atau sekitar 119.34 juta pengguna, sementara itu aplikasi TikTok 63.10% atau sekitar 129.7 juta pengguna di Indonesia.
Hasil dari pemanfaatan tersebut diharapkan mampu menambah kepedulian terhadap isu – isu politik yang sedang berjalan, yang mana secara tidak langsung masyarakat juga turut serta dalam keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Sehingga, politik dan media akan tetap berjalan secara bersamaan hanya saja cara penyajian konten yang harus disesuaikan dengan jenis platform media yang digunakan untuk dapat diterima dimasyarakat dari berbagai elemen.
*Dosen KPI Unhasy Tebuireng Jombang.