Oleh: Maidatus Sa’diyah*

Ilustrasi karakter

Pendidikan karakter ini amat sangat penting pada pembentukan diri seorang anak karena dalam fase ini anak cenderung peka terhadap hal apapun, dan jika pendidikan karakter ini tidak diberikan sejak dini maka jelas akan terlihat sedikit perbedaan antara anak yang diberikan pendidikan dan anak yang kurang diberikan wawasan maupun pendidikan oleh orang tuanya.

Pengembangan sebuah pendidikan karakter dalam anak memiliki aspek utama yang mencakup landasan atas pembentukan karakter sejak lahir. Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap yang diajarkan dalam agama islam memeiliki dasar pemikiran yang baik serta mencakup ilmu dalam pendidikan karakter. Dalam Al-Qur’an adapun yang menjadi dasar karakter yakni Al-hadits dan Takwa, dengan kata lain senantiasa kembali kepada al-qur’an, al-hadis serta ketakwaan kepada Allah SWT.

Bahasa lain dari kata kepribadian yakni “letra” yang artinya, pribadi, watak, kualitas mental, kebiasaan, budi pekerti atau akhlak. Kepribadian adalah ciri-ciri mental, moral atau budaya yang menjadi ciri seorang atau kelompok. Hal terpenting dalam konsep pendidikan islam adalah penerapan metode pendidikan islam yang bersumber dari wahu Allah, yang mempengaruhi keimanan manusia. Seseorang yang menjaga akhlak yang baik dapat dikatakan religius dan taat pada hukum islam. Oleh karena itu, mempunyai akhlak yang baik merupakan tanda bahwa seseorang beriman secara utuh kepada Allah SWT.

Kedudukan moralitas dalam program pendidikan seseorang dipandang sangat penting karena merupakan landasan dasar dalam membentuk diri dan menjadi bagian dari masyarakat. Islam telah mengajarkan bahwa terdapat sesuatu yang bersifat baik dan buruk, serta secara moral merupakan nilai yang bisa diterapkan dalam situasi apapun. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia yang menetapkan akhlak sebagai penjaga manusia, penguasa tertinggi atas ciptaan Allah SWT.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam islam terdapat beberapa tahapan yang dimulai sejak dini. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW. anak yang sudah menginjak usia [7-10] tahun, pada usia ini diawali dengan mengenalkan anak pada lingkungan baru seperti pengenalan dalam lingkungan sekolah, yang tadinya anak hanya mengenl lingkungn rumah, lalu anak akan dikenalkan lebih jauh lagi. Pada usia 9-10 tahun, ia mencapai tahap pemeliharaan, karena pada tahap sebelumnya anak mulai mengenal lingkungan barunya, dimana ia bertemu dengan banyak orang dan orang yang berbeda-beda dalam suatu peristiwa yang berhubungan dengan lingkungan sehingga menimbulkan rasa kepedulian terhadap satu sama lain dan lingkungan sekitarnya. Memasuki masa remaja anak akan menjadi lebih mandiri dan juga pada fase ini orang tua harus lebih berhati-hati, agar si anak tidak terpengaruh oleh pergaulan yang kurang baik.

Orang tua menjadi peranan utama untuk membantu keberhasilan pengembangan suatu karakter pada anak. Peran kunci dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan karakter yaitu orang tua. Tahap yang pertama yaitu Pengenalan sosialisasi pertama bagi anak agar anak dapat mengenal perannya dalam keluarga maupun masyarakat. Biasanya dilakukan oleh orangtua.

Lingkungan utama [lingkungan pertama] yang dikenal oleh anak adalah keluarga, karena keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang sangat berpengaruh dalam masyarakat. Keluarga-keluarga tersebutlah yang dapat memberi keturunan generasi penerus bangsa dengan berbagai bentuk kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karena itu keluarga tidak hanya mempunyai fungsi untuk melahirkan keturunan (penerus bangsa) tetapi juga sebagai kelompok kecil yang dapat membentuk suatu karakter baik pada anak.

Anak merupakan aset keluarga, yang sekaligus aset negara. Dalam membangun karakter anak, orangtua diharapkan mendidik kejiwaan anak yang mana hal tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, bahkan membesarkan fisik anak masih dapat dikategorikan dalam hal yang mudah, karena pertumbuhan fisik anak dapat langsung diketahui sedangkan perkembangan jiwa nya tidak dapat diketahui secara langsung.

Menurut Oppenheim karakter atau watak seseorang dapat diamati dalam dua hal, yaitu sikap [attitude] dan perilaku [behavior]. Jadi karakter anak tidak dapat diketahui secara langsung dengan hanya melihat dari fisiknya saja. Orangtua perlu menekankan sikap tangguh pada anak agar anak dapat secara tangguh menghadapi kehidupan yang akan datang. Maka dengan demikian pembentukan sikap yang selanjutnya merupakan pembentukan karakter anak, hal ini juga dapat diperoleh dari pendidikan yang diberikan guru [pendidik] di sekolah.

*Dosen FAI Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng