KH. Musta’in Syafi’ie, Pakar Tafsir Quran Pesantren Tebuireng, memberikan penjelasan di hadapan hadirin Halaqoh Aswaja tentang betapa penting memahami dan memperhatikan soal adab. Sabtu (23/3) di Pesantren Tebuireng. (Foto: Azah)

Tebuireng.online– Dalam Halaqoh Aswaja serta bedah kitab Ta’lim wa al-Muta’allim yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Nahdhatul Ulama (Pergunu) Jawa Timur bekerjasama dengan Tim Kajian Pemikiran Hadratussyaikh KH. M Hasyim Asy’ari, KH. Musta’in Syafi’ie sebagai salah satu pemateri menyampaikan beberapa poin penting. Salah satunya adalah terkait kitab karya Pendiri Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Pertama Kiai Musta’in menceritakan hasil sebuah penelitian. Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat kesalehan sosial di beberapa negara dengan menaruh 10 gadget/HP bermerk di tempat umum, kemudian meninggalkannya. Di Jepang hasilnya HP utuh, tidak ada yang hilang, di Malaysia, Kuala Lumpur tepatnya, hilang 4. Di Indonesia tepatnya Jakarta, belum sampe 1 jam semua HP sudah amblas.

“Setidaknya ini menjadi pemikiran kita, apa sih yang salah dengan pola pendidikan kita di negeri ini? Majelis ta’lim ya marak, istighosah marak, shalawatan marak, umroh terbesar di dunia, tapi seperti ini,” tutur Pakar Tafsir Quran Pesantren Tebuireng ini, Sabtu (23/3/19).

Kemudian Dosen Pascasarjana Unhasy ini mulai memaparkan sekilas tentang kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim. Ia menjelaskan bahwa kitab ini memiliki kesamaan dengan kitab karangan Badruddin Ibn Jama’ah al-Kinany (733 H) yang berjudul Tadzkirah l-Sami’ wa alMutakallim di Adab al-Alim wa al-Muta’allim. Sampai- sampai beberapa ilmuan peneliti yang tergesa-gesa menuduh bahwa Hadratussyaikh meniru (plagiat) karya Badruddin Ibn Jama’ah al-Kinany. Pasalnya sebagian kata-kata memang sama. Namun beliau membantah statement tersebut.

“Saya bisa membantah bahwa itu hanya pada bagian-bagian pokok saja, selebihnya tidak. Yang saya garis bawahi yaitu antara Hadratussyaikh dan Badruddin Ibn Jama’ah al-Kinany sama-sama mengedepankan adab, as-shidqu, bener, digandeng ilmu,” tegasnya Kiai Ta’in.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, hal ini senada dengan pemikiran teologi orang ahlussunnah wal jama’ah. “Sifat wajib bagi Rasulullah itu yang pertama itu bukan pinter tapi bener, pinter itu nomor empat,” ungkapnya.

Bagi Kiai Ta’in, keimanan/komitmen, mengerti tentang bagaimana urgent dan pentingnya ilmu itu sangat di depan dibanding syari’ah. “Orang punya keimanan yang tinggi dengan sufistik yang hebat akan menempatkan ilmu itu yang paling tinggi,” ungkapnya.

KH. Musta’in Syafi’ie bahkan menceritakan sebuah fakta yang belum pernah ditulis oleh sejarah. Bahwa sesungguhnya pada masa kemerdekaan dulu, pemerintah Jepang mau menyerahkan kemerdekaan bangsa Indonesia ini kepada Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, yang ditawari pertama kali untuk menjadi Presiden adalah Hadratussyaikh namun beliau menolak.

“Saya memandang orang ini kalau alim temen, bersih temen, mampu menempatan ilmu di derajat yang paling penting dibanding sekedar presiden. Punya kemampuan menempatkan ilmu di tempat yang paling tinggi,” terang Kiai Ta’in.

Kiai yang biasa mengisi Khutbah Jumat Pesantren Tebuireng ini, menceritakan sebuah kejadian yang tejadi di era Khalifah Harun ar-Rasyid. Suatu hari sang Khalifah ingin anaknya dididik privat, kemudian beliau meminta Imam Malik bin Anas untuk ke Istana. Lalu jawabannya Imam Malik bin Anas menjawab:
ولا يأتي يأتى العلم
Terjemah: “Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi.”

Kemudian Kiai senior itu melanjutkan, “Yang pertama dibahas dalam kitab ini (Adab al-Alim wa al-Muta’allim) justru adabnya muta’allim dulu. Seorang santri/siswa itu punya kemampuan totalitas dalam pengagungan ilmu dan guru. Karena itu sifat yang mesti dimiliki santri ialah seperti sabar, mampu mengatur waktu, dll. Itu banyak sekali. Maaf, namanya anak sekarang millenial itu, maunya gampang-gampang, epet-epet, dan instan, sementara itu tidak dikehendaki dalam proses belajar mengajar,” pungkasnya.

Pewarta: Nailia Maghfiroh
Publisher: RZ