Ilustrasi bahaya pornografi pada anak. (sumber: babelprov.go.id)

Kasus pornografi anak telah menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan di masyarakat. Banyak anak yang menjadi korban kekerasan seksual dan dieksploitasi melalui konten pornografi dan tak sedikit pula anak yang masih dibawah umur menjadi pelaku kekerasan seksual . Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengembangkan keterampilan dan kesadaran untuk mencegah kasus pornografi anak.

Kekerasan seksual anak yang sering kali hasilnya dijual ke pelanggan khusus lewat situs-situs porno yang menampilakan dan bahkan memperdagangkan gambar anak-anak telanjang. Di Amerika, pada tahun 2001 terbongkar sebuah situs porno anak-anak yang dikelola Thomas Reedy di Forth Worth, Texas berkerja sama dengan orang Indonesia, yang ternyata belakangan diketahui sebagai salah satu pemasok terbesar situs porno itu.

Di Inggris, pada tahun Januari 2001 polisi setempat juga melaporkan telah berhasil membongkar jaringan Wonderland Club yang beranggotakan 107 monster pedofilia serta menyita 750 ribu foto bugil anak-anak laki-laki dan Perempuan (Tempo, 19 Agustus 2001). Dalam 15 tahun terakhir, yang diperkirakan perkembangan situs pornografi anak-anak yang telah meningkat sekitar tiga kali lipat atau 345 persen, dan jaringan yang beredar kian lama kian canggih, sehingga  berapa banyak jumlah anak yang telah menjadi korban monster pedofilia yang masih menjadi dark number.

Penyebaran materi pornografi anak adalah masalah serius yang sudah melibatkan eksploitasi anak-anak dan melanggar hukum. Peningkatan aksesibilitas internet dan kemajuan teknologi komunikasi yang telah memberikan kesempatan baru penyebaran materi pornografi tersebut. Internet yang mempunyai dampak yang sangat luar biasa untuk penyebaran dan memperluas materi pornografi anak dari situs web, forum, grup media social, dan platform berbagi file. Hal ini dapat meningkatkan resiko penyebaran yang lebih luas dan sangat sulit diidentifikasi.

Baca Juga: Panggilan untuk Orang Tua! Selamatkan Anak dari Tindakan Kekerasan

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Anak-anak korban kekerasan seksual sering kali mereka menyembunyikan aib yang telah dia alami karena takut keluarganya khawatir jika hal ini ketahui oleh banyak orang yang justru menjadi ancaman baru karna akan melahirkan stigma baru yang sangat merugikan masa depan korban. Di cap atau diberi label sebagai korban sexual abuse, bagi Masyarakat umum dinilai menjadi bentuk hukuman tahap kedua yang justru lebih dampaknya karna itu akan sangat menghantui sisa hidup.

Dampak yang dialami anak-anak yang menjadi korban tindak kekerasan seksual, termasuk korban dari monster pedofil adalah: (1) adanya rasa traumatik yang mendalam, matinya motivasi dan hancurnya harga diri; (2) munculnya problema dalam kesehatan mental seperti kecemasan yang berlebihan, gangguan dalam makan, gangguan pola tidur, dan munculnya sifat paranoid; (3) problema dalam hal Kesehatan seksual, seperti: mengalami kerusakan organ reproduksinya, atau bahkan ketularan penyakit menular seksual; (4) dapat mengembangkan perilaku agresif anak (suka menyerang) atau menjadi sifat yang pemarah atau bahkan sebaliknya menjadi anak yang pendiam dan suka menarik diri dari pergaulan; (5) tidak jarang tindak kekerasan seksual pada anak mengakibatkan rusaknya masa depan anak.

Karna itu, Pemerintah, Lembaga penegak hukum, dan Masyarakat umum perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran, mencegah penyebaran, dan menindak pelaku penyebaran materi pornografi anak.  Perlindungan terhadap anak yang mengalami kejahatan pelecehan seksual merupakan prioritas yang sangat penting bagi pemerintah dan Masyarakat umum. Pemerintah telah memiliki undang-undang yang sangat jelas dan tegas terkait dengan pelecehan seksual terhadap anak. Sistem peradilan harus efektif dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak dengan memberikan hukuman yang sangat setimpal kepada pelaku.

Pemerintah dan Lembaga Pendidikan harus aktif dalam memberikan sebuah edukasi kepada anak, orang tua, dan Masyarakat umum tentang pelecehan seksual. Meliputi pengenalan ciri-ciri pelecehan, cara melaporkan, dan Langkah-langkah pencegahan anak-anak yang menjadi korbannya. Orang tua dan keluarga memainkan peran penting dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual. Mendorong orang tua untuk menggunakan nilai-nilai lokal dan tradisi dalam mendidik anak-anak tentang batasan, keselamatan, dan perlindungan dapat membantu mengurangi risiko pelecehan seksual.

Karena berbeda dengan kasus kriminal biasa, pedofilia sebenarnya adalah bentuk tindak pelanggaran terhadap hak-hak anak yang tergolong keji, bahkan sangat keji. Berbeda dengan kasus pencurian dan perampokan Dimana korban hanya kehilangan harta Benda, kasus pedofilia yang menimpa seorang anak bukan hanya merampas masa kanak-kanak mereka dengan tawaran gaya hidup baru yang menjijikkan, tetapi juga menimbulkan luka fisik dan psikologis yang akan selalu menghantui korban sampai kapan pun.

Baca Juga: Menyelamatkan Masa Depan Anak, Tidak di Tangan Teknologi

Seorang anak laki-laki yang menjadi korban sodomi dan pelecehan seksual yang menyimpang, hambir bisa dipastikan perkembangan jiwanya akan terganggu. Bahkan yang lebih ironis lagi tidak mustahil pengalaman kelam yang terekam dibawah pikiran sadarnya yang terbawa terus menerus hingga mereka dewasa, dan Ketika situasi yang sama muncul Kembali, jangan kaget jika anak korban monster pedofil akan menjadi pelaku pedofilia pula. Anak- anak yang sejak dini tumbuh dalam lingkungan yang seksual yang menyimpang maka perspektif dan pemahaman merka tentang hubungan seksual akan rawan menyimpang juga.



Penulis: Ayu Amalia