Sumber gambar: https://pt.slideshare.net/grbandito/adab-sebelum-dan-selepas-tidur-apeq/4?smtNoRedir=1

Oleh: KH. Fawaid Abdullah*

Adab Bangun Tidur

Kenapa tidur saja harus ada adab atau toto kromonya? Iya, harus. Imam Al Ghazali secara tegas menyampaikan bahwa orang yang bangun tidur itu harus bangun sebelum terbitnya fajar. Ketika baru bangun dari tidur maka hati dan lisan seseorang itu harus senantiasa ingat kepada Allah, Dzikrullah.

Karena sejatinya, tidur itu adalah kematian yang tertunda. Makanya, ketika seseorang itu mau tidur sangat dianjurkan untuk berdoa, minimal dengan doa, “Bismika Allahumma Ahyaa wa Amuutu”, —Dengan menyebut Asma Allah, yang menghidupkanku dan mematikanku–.

Tidur itu kelihatannya sepele dan sederhana, tapi coba bayangkan andai seseorang itu tidur terus tidak kembali lagi, dan terus dalam kematian. Sementara, ketika mau tidur adabnya tidak dipakai. Andai Malaikat pencabut nyawa mencabut nyawa seseorang dalam keadaan tidur tidak dalam doa, tidak bersih, tidak suci, tidak dalam keadaan mengingat Allah atau Dzikrullah? berarti tidur atau matinya seseorang itu dalam keadaan tidak beradab. Kalau tidak beradab, berarti tidak bertoto kromo, tidak sopan santun kepada Allah. Alangkah menyesalnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketika seseorang itu bangun tidur, sejatinya Allah telah kembali membangkitkan pada hari itu di mana bangun dari tidurnya. Allah kembali menghidupkan setelah kematian “tidur” yang tertunda.

Maka jangan lepas dengan berdoa ketika kita bangun tidur setidaknya berdoa:

“Alhamdulillahi Alladzi Ahyaana ba’da maa Amaatana wa iLaihi Al Nusyuur”.

Maka ketika kita akan tidur sampai kita bangun kembali dari tidur, haruslah berdoa dan selalu mengingat Allah dalam detak nafas dan hatinya. Sampai sebegitu detailnya Imam Al Ghazali menulis bab toto kromo atau adab tidur, dalam karyanya kitab Bidayah Al Hidayah.

Adab Masuk Toilet/Jamban/WC

Lebih lanjut Imam Al Ghazali menyampaikan dalam karya Kitabnya, Bidayah Al Hidayah:

“Apabila anda bermaksud mau buang hajat masuk dalam toilet, awali masuk dengan kaki kiri, dan tatkala keluar dahulukan kaki kanan, jangan bawa sesuatu yang berisi asma Allah dan RasulNya. Jangan lupa berdoa sebelum masuk jamban/WC. Jangan membuka Auratnya sebelum dipastikan benar-benar dalam keadaan duduk, jangan menghadap kiblat, matahari, dan bulan juga jangan membelakanginya. Jangan kencing di tempat yang biasa digunakan berbicara oleh orang-orang lain,” [Selengkapnya silakan dibuka dan dibaca kitab Bidayah Al Hidayah Bab Masuk Toilet].

Apa sesungguhnya pesan dibalik adab ini?

Yang prinsip, ini yang dicontohkan dan tauladan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Selebihnya, ‘ibrah yang terkandung di dalam adab ini adalah:

  1. Bahwa hal terkecil masuk WC saja, kita dianjurkan melaksanakan adab atau toto kromo.
  2. Ajaran Islam itu begitu sangat komprehenshif dan universal, sampai masuk WC saja ada adab dan toto kromonya.
  3. Untuk menjadi manusia yang sesungguhnya seperti yang dimaksud oleh Imam Al Ghazali, maka hal-hal yang sepele dan sekecil Adab ini pun, hendaknya kita mengerjakannya sesuai tauladan Baginda Nabi SAW ini.

Coba kita kaji lebih detail, kenapa ketika kita membasuh atau cewok setelah buang hajat besar itu, tidak boleh pakai tangan kanan, sebaiknya memakai tangan yang kiri? Bukan kah tangan kanan kita itu untuk dipakai buat makan. Maka sangat tidak pantas dan tidak pada tempatnya, tangan yang kita buat makan, lalu juga kita buat membersihkan kotoran, cewok dengan tangan yang sama?

Jadi, urusan adab itu lebih pada azas kepatutan, kepantasan. Tidak hanya masalah boleh dan tidak boleh. Karena sesuatu yang boleh atau tidak boleh sekalipun itu belum tentu patut dan pantas. Maka jangan sekali-kali kita menyepelekan masalah-masalah yang berkaitan dengan adabiyah atau toto kromo.

Dibagian selanjutnya, nanti kita akan banyak tahu, bagaimana Imam Al Ghazali begitu sangat apresiatif terhadap urusan-urusan adabiyah atau toto kromo.


*Santri Tebuireng 1989-1999, Ketua Umum IKAPETE Jawa Timur 2006-2009, saat ini sebagai Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin Kombangan Bangkalan Madura.


MENJADI MANUSIA SESUNGGUHNYA, “Kajian Tasawwuf & Adab”, menurut Imam Al Ghazali.