Tebuireng.online– Akibat merebaknya virus Covid-19, proses seleksi penerimaan santri di Pesantren Tebuireng gelombang kedua berjalan alot. Panitia memutuskan agar penyeleksian diambil dari nilai rapor. selain itu, imbasnya juga mengeni rencana waktu yang menjadi meleset dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. 

Ketua Panitia, Ustadz Syamsul Arifin, menjelaskan bahwa sistem PSB sempat dicoba menggunakan daring, namun juga tidak bisa efektif, malah menyusahkan panitia dan pihak penyeleksi. “Kami pernah mencoba wawancara dengan memanfaatkan vitur panggilan video, namun kami malah kesusahan, tim tes psikologi juga tidak berkenan karena tidak bisa menjamin jawaban yang akurat,” ungkapnya. 

Ia menegaskan, sistem yang akhirnya dipakai, yaitu sistem nilai rapor, merupakan hasil musyawarah yang matang, demi efektifitas PSB di tengah penyebaran pandemi virus Corona. “Ya sudahlah, akhirnya rapor saja,” celetuk pria yang juga menjabat sebagai sekretaris pondok putra Pesantren Tebuireng itu. 

Akibat penyebaran pandemi yang belum juga usai, pihak pesantren juga belum menentukan tanggal santri baru dan santri lama yang telah pulang untuk masuk ke pondok menyongsong ajaran baru. Diketahui sejak 25 Maret 2020, santri dipulangkan karena mencegah penyebaran virus di lingkungan pesantren. Langkah itu sontak diikuti oleh pesantren lain. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Informasi selengkapnya tentang nama-nama calon santri yang diterima dapat dibaca di link berikut ini:

http://psb.tebuireng.online/2020/05/pengumuman-hasil-seleksi-santri.html?m=1