Sumber gambar: http://www.tribunnews.com/ramadan/2015/06/29/suntik-bisa-membatalkan-puasa-atau-tidak

Pertanyaan

Assalamulaikum Wr. Wb.

Suatu ketika saudara saya yang sedang berpuasa sakit, akhirnya dibawa ke klinik, kemudian sama dokternya di infus, pertanyaan saya, apakah suntik dan infus dapat membatalkan puasa? terima kasih.

(Raihan Qolbu Attsani, Bekasi)

Pembahasan:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketika ditanya masalah suntik dan infus,  Dr. Yusuf Qordlowi di dalam kitabnya fiqh siyyam membahas perkara ini ke dalam beberapa pembahasan, perkara-perkara yang membatalkan puasa dan perkara-perkara yang tidak membatalkan puasa. Suntik biasanya digunakan untuk pengobatan, vitamin, sedangkan infus menyalurkan makanan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah atau rongga badan.

Adapun suntik yang digunakan untuk pengobatan, seperti suntik untuk menurunkan panas dan kekebalan tubuh yang mengandung macam-macam vitamin, kalsium, dan lainnya itu tidak membatalkan puasa. Sebab suntik tersebut tidak sampai masuk ke dalam badan melalui lubang-lubang yang terbuka, (jauf) dan di dalamnya tidak mengandung makanan bagi tubuh yang dapat menghilangkan rasa lapar.

أما الذى اختلف فيه علماء العصر فهو فى شأن الحقن – او الإبر – التى تعطى من طريق الوريد, ويقصد بها التغذية, مثل (الجلوكوز)  وما شبهه.

فمن العلماء من يرى هذا النوع مفطرا, لأنه يحمل غذاء يصل إلى داخل الجسم, وىنتفع به. وإذا كان الغذاء عن طريق الفم يفطر بالنص والإجماع فينبغي أن يفطر هذا أيضا, لأ خلاصة الغذاء, وتصل إلى الدم مباشرة

ومن العلماء من يرى أن هذا النوع لا يفطر. فهو من ناحية قواعد الفقهاء لم يدخل إلى الجوف, من منفذ طبيعي مفلتوح بل لم يدخل إلى الجوف أصلا لأنهم يقصدون بالجوف المعدة

ومن ناحية أخرى لا يذهب الجوع والظمأ ولا يحس من تناوله بالشبع والري لأنه لا يدخل المعدة, ولا يمر بالجهاز الهضمي لللإنسان, صحيح أنه قد يعشر بعدها بشيء من النشاط والانتعاش, ولكن هذا وحده لايكفي, للتفطير به, فقد يحدث هذا لمن يغتسل بماء بارد وهو صائم, فيشعر بالانتعاش, ومع هذا لايفطر بالإجماع

وهذا الرأي الأخير, وهو الذي أرجحه وأميل إليه

Ulama kontemporer berbeda pendapat terhadap persoalan suntik yang mengandung makanan (infus), yang diberikan melalui urat nadi dan bertujuan untuk memberikan makanan ke dalam tubuh, seperti yang mengandung glukosa, karbohidrat, dan yang serupa dengannya. Berikut pendapat mereka:

Pendapat pertama, ulama berpendapat bahwasanya perkara tersebut dapat membatalkan puasa, dengan alasan suntik tersebut mengandung unsur makanan yang sampai ke dalam tubuh dan memberikan manfaat pada tubuh. Apabila makanan masuk melalui mulut dapat membatalkan puasa sebagaimana di dalam nash dan ijma’, maka dari itu sama halnya dengan suntik yang mengandung makanan juga membatalkan puasa, walaupun dengan melalui aliran darah.

Pendapat kedua, sebagian ulama berpendapat bahwasanya perkara tersebut tidak membatalkan puasa, mereka beranggapan bahwa infus tersebut tidak masuk ke dalam lubang sama sekali, sebab yang dimaksud lubang di sini ialah lubang yang berhubungan langsung dengan perut besar atau lambung.

Pendapat ketiga, Ulama lain beralasan bahwasanya suntik semacan ini tidak menghilangkan rasa lapar dan dahaga, tidak dapat menjadikan rasa kenyang sebab tidak masuk ke dalam lambung (ma’iddah), serta tidak melalui saluran pencernaan. Benar walaupun suntik tersebut memberikan efek segar dan semangat terhadap tubuh, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk membatalkan puasa. Sebab efek yang serupa dapat terjadi setelah seseorang mandi di siang hari dengan menggunakan air dingin.

Dr. Yusuf al-Qordlowi sendiri lebih condong ke dalam pendapat yang ketiga. Sesungguhnya perkara ini merupakan perkara yang sepele, sebab perkara tersebut tidak akan digunakan kecuali kepada orang yang membutuhkannya, seperti orang yang sakit parah yang benar-benar membutuhkan.


*Artikel ini pernah dimuat di Buletin Fordisaf (Forum Diskusi Santri Salaf)Tebuireng.


Referensi:

Kitab Taisirul Fiqh Fi Dlouil Qur’an Wassunnah Fiqh Shiyam  karya Dr. Yusuf Al-Qordlowi