
Oleh: Silmi Adawiya*
Puasa merupakan salah satu ibadah yang mengharuskan sseseorang untukĀ mampu menahan diri dari perihal yang membatalkan puasa. Adapun yang dapat membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, haid atauĀ nifas, bersetubuh, keluarnya mani dengan sengaja, dan murtad.
Ulama sepakat jika makan dan minum dengan sengaja adalah satu dari sekian banyak hal yang dapat membatalkan puasa. Makan dan minum yang dimaksudkan adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut, baik yang memberikan manfaat ataupun yang berbahaya. Namun jika melakukannya dengan tanpa sadar atau lupa, maka tidak membatalkan puasa. Dalam konteks ini Nabi bersabda:
Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŲ±ŁŲØŁ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ Ų£ŁŲ·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁ
āApabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia makan dan minum.ā(HR Bukhori-Muslim)
Begitupun dengan muntah yang sengaja, hal tersebut dapat membatalkan puasa. Berbeda dengan muntahnya orang sakit atau tidak disengaja, yang begitu tidaklah mengapa. Karena yang tidak membatalkan di sini adalah jika muntah menguasai diri artinya dalam keadaan dipaksa oleh tubuh untuk muntah. Hal ini selama tidak ada muntahan yang kembali ke dalam perut atas pilihannya sendiri. Jika yang terakhir ini terjadi, maka puasanya batal. Dari Abu HurairahĀ radhiyallahu āanhu, NabiĀ shallallahu āalaihi wa sallamĀ bersabda:
Ł ŁŁŁ Ų°ŁŲ±ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ”Ł ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŲ§Ų¦ŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų§Ų³ŁŲŖŁŁŁŲ§Ų”Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ¶Ł
āBarangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadhaā baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadhaā
Keluarnya darah dari rahim perempuan, baik haidl ataupun nifas juga dapat membatalkan puasa. Oleh karena itu, bagi perempuan yang mendapatinya (pagi atau siang hari) bersegeralah untuk membatalkan puasanya dan menqadlanya di lain waktu. Dari Abu Saāid al Khudri, Nabi shallallahu āalaihi wa sallam bersabda:
Ų£ŁŁŁŁŁŲ³Ł Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŲŁŲ§Ų¶ŁŲŖŁ ŁŁŁ Ł ŲŖŁŲµŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲµŁŁ Ł Ā» . ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁ . ŁŁŲ§ŁŁ Ā« ŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŁŁŲµŁŲ§ŁŁ ŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§
āBukankah kalau wanita tersebut haidh, dia tidak shalat dan juga tidak menunaikan puasa?ā Para wanita menjawab, āBetul.ā Lalu beliau shallallahu āalaihi wa sallam bersabda, āItulah kekurangan agama wanita.ā
Bersetubuh atau melakukan subungan seksual dengan sadar dan sengaja merupakan penyebab batalnya puasa. Adapaun batasan seseorang dapat diakatakan melakukan hubungan seksual adalah batas minimal masuknya khasafah (batang kelamin pria) ke dalam farji (vagina), dan apabila kurang dari itu maka tidak dikatagorikan hubungan seksual dan tidak membatalkan puasa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu āanhu, ia berkata:
ŲØŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŁŲ³Ł Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – Ų„ŁŲ°Ł Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŁŁ Ų±ŁŲ¬ŁŁŁ Ų ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁ . ŁŁŲ§ŁŁ Ā« Ł ŁŲ§ ŁŁŁŁ Ā» . ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§Ł ŁŲ±ŁŲ£ŁŲŖŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŲ§ ŲµŁŲ§Ų¦ŁŁ Ł . ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – Ā« ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¬ŁŲÆŁ Ų±ŁŁŁŲØŁŲ©Ł ŲŖŁŲ¹ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ā» . ŁŁŲ§ŁŁ ŁŲ§Ł . ŁŁŲ§ŁŁ Ā« ŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ³ŁŲŖŁŲ·ŁŁŲ¹Ł Ų£ŁŁŁ ŲŖŁŲµŁŁŁ Ł Ų“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ł ŁŲŖŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ā» . ŁŁŲ§ŁŁ ŁŲ§Ł . ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ā« ŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¬ŁŲÆŁ Ų„ŁŲ·ŁŲ¹ŁŲ§Ł Ł Ų³ŁŲŖŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ā» . ŁŁŲ§ŁŁ ŁŲ§Ł . ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŲ«Ł Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – Ų ŁŁŲØŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų°ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – ŲØŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŁ ŁŲ±Ł – ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŲŖŁŁŁ – ŁŁŲ§ŁŁ Ā« Ų£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁ Ā» . ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŁŁŲ§ . ŁŁŲ§ŁŁ Ā« Ų®ŁŲ°ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲµŁŲÆŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ Ā» . ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁŲ±Ł Ł ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ§ ŲØŁŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŲØŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ – ŁŁŲ±ŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŲŁŲ±ŁŁŲŖŁŁŁŁŁ – Ų£ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŲŖŁ Ų£ŁŁŁŁŁŲ±Ł Ł ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŲŖŁŁ Ų ŁŁŲ¶ŁŲŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ – ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ – ŲŁŲŖŁŁŁ ŲØŁŲÆŁŲŖŁ Ų£ŁŁŁŁŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų«ŁŁ ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁĀ Ų£ŁŲ·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁŁŁĀ
āSuatu hari kami duduk-duduk di dekat NabiĀ shallallahu āalaihi wa sallamĀ kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau shallallahu āalaihi wa sallam. Lalu pria tersebut mengatakan, āWahai Rasulullah, celaka aku.ā NabiĀ shallallahu āalaihi wa sallamĀ berkata, āApa yang terjadi padamuā. Pria tadi lantas menjawab, āAku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa.ā Kemudian Rasulullah shallallahu āalaihi wa sallam bertanya, āApakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?ā Pria tadi menjawab, āTidakā. Lantas Nabi shallallahu āalaihi wa sallam bertanya lagi, āApakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?ā Pria tadi menjawab, āTidakā. Lantas beliau shallallahu āalaihi wa sallam bertanya lagi, āApakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?ā Pria tadi juga menjawab, āTidakā. Abu Hurairah berkata, āNabi shallallahu āalaihi wa sallam lantas diam. Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada NabiĀ shallallahu āalaihi wa sallam. Kemudian beliauĀ shallallahu āalaihi wa sallamberkata, āDi mana orang yang bertanya tadi?ā Pria tersebut lantas menjawab, āYa, aku.ā Kemudian beliau shallallahu āalaihi wa sallam mengatakan, āAmbillah dan bersedakahlah dengannyaā. Kemudian pria tadi mengatakan, āApakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku.ā Nabi shallallahu āalaihi wa sallam lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau shallallahu āalaihi wa sallam berkata, āBerilah makanan tersebut pada keluargamuāā. (HR Bukhari Muslim).
Begitu pula hukumnya seseorang yang bercumbu hingga mengeluarkan mani. Yang dimaksud adalah mubasyarah, yaitu dengan bersentuhan seperti ciuman tanpa ada pembatas, atau bisa pula dengan mengeluarkan mani lewat tangan (onani). Muhammad al Husni rahimahulah memaparkan dalam Kifayatul Akhyar jika keluar mani tanpa bersentuhan seperti keluarnya karena mimpi basah atau karena imajinasi lewat pikiran, maka tidak membatalkan puasa.
Dan yang terkahir adalah murtad. Jumhur Ulama sepakat jika keluarnya seseorang dari Islam membatalkan puasa bahkan menghapus seluruh amalan dan mengahalangi diterimanya setiap amal. Allah berfirman dalam QS At-Taubah ayat 54:
ŁŁŁ ŁŲ§ Ł ŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł Ų£ŁŁ ŲŖŁŁŁŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ŲŖŁŁŁŁ Ł Ų„ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŁŲ§Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŲØŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
āDan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.āĀ
Demikian tulisan singkat kami tentang hal-hal yang membatalkan puasa. Seyogyanya ktia menghindarinya demi kesempurnaan ibadah kita di Bulan Suci nan berkah ini. Semoga bermanfaat. Wallahu aālam.
*Mahasiswi Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Alumnus Unhasy Tebuireng dan Pondok Putri Walisongo Cukir Jombang.