Palestina kembali membangun terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza yang diduduki dengan Mesir setelah dihancurkan oleh tentara yang terakhir selama operasi militer. Lebih dari 1.000 terowongan awalnya menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir, tapi sebagian besar telah hancur musim panas lalu ketika tentara Mesir melakukan pembongkaran menyusul tersingkirnya Presiden Mohamed Morsi pada Juli .
Otoritas keamanan Mesir mengatakan mereka telah menutup hampir seluruh terowongan karena serangan militan terhadap pasukan keamanan Mesir di Semenanjung Sinai. Serangan itu diduga melibatkan kelompok Hamas. Tentara mesir menggunakan buldoser dan dinamit untuk menghancurkan terowongan. Terowongan ini biasa digunakan untuk menyelundupkan barang-barang mulai dari bahan bakar murah, senjata dan barang-barang komersial seperti ayam goreng kemasan ke wilayah Palestina.
Pemilik terowongan mengatakan sedang membangun beberapa terowongan menuju ke Mesir. Agar tidak ketahuan dari tentara mesir, dia menyuruh para pekerjanya bekerja siang dan malam.
Pembuatan terowongan itu hanya mengandalkan peralatan sederhana seperti skop dan ember. Mereka mengeluarkan pasir dan lumpur yang memenuhi terowongan menggunakan wadah plastik ditarik oleh sebuah mesin pengerek. Pekerjaan inipun tergolong berbahaya karena bahaya tertimbun pasir.
Gaza memang sangat tergantung kepada selundupan dari Mesir. Malam akan menjadi gelap gulita ketika persediaan selundupan minyak dari Mesir habis.
Abu Mohamed, 45, pemilik terowongan lainnya, mengatakan sejak jatuhnya Morsi , terowongan benar-benar berhenti bekerja. “Aku di sini dengan pekerja saya untuk mencoba untuk memperluas, membersihkan dan memperbaiki terowongan dan kemudian menggali pintu masuk lain di Mesir setelah pintu masuk asli dihancurkan oleh tentara Mesir,” katanya. (tempo.co)