Drs. H.A. Hafidz Ma’soem, Wakil Ketua Yayasan Universitas Hasyim Asy’ari Jombang, saat menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan Pengurus PMII Hasyim Asy’ari Tebuireng, Kamis (11/05/17), di Aula SMA Islam Terpadu Al-Aqobah Jombang. (Foto : Zahara)

Tebuireng.online- Dalam acara pelantikan Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Hasyim Asy’ari (PMII HA) ke-30, Drs. H.A. Hafidz Ma’soem, Wakil Ketua Yayasan Universitas Hasyim Asy’ari Jombang, mengungkapkan bahwa PMII harus berkarakter, Kamis (11/05/17), di Aula SMA Islam Terpadu Al-Aqobah Jombang.

Pada tahun 1973-1975, Hafidz Ma’soem sudah menjadi Ketua PMII Cabang Yogyakarta. Beliau menjelaskan bahwa dirinya bisa menjadi Anggota DPR/MPR RI Periode 2004-2009 karena digembleng di PMII. “Meskipun situasi zaman dulu dan sekarang sudah berbeda, perbedaan tersebut bukan menjadi penghalang untuk menempa diri menjadi manusia sebenarnya,” ujar Hafidz Ma’soem.

Pria yang pernah menjabat Ketua PMII Cabang Yogya tersebut menambahkan, “Pemimpin PMII harus memiliki prinsip hidup Amar Ma’ruf Nahi Munkar,” beliau menjelaskan tafsir dari surah Ali Imron ayat 104 yang menunjukkan bahwa hukumnya wajib bagi setiap orang untuk mengajak Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Beliau mengungkap dengan jelas bahwa berorganisasi bukanlah untuk hura-hura, kumpul-kumpul, ataupun mencari pacar. Hal tersebut terjadi pada saat ini dikarenakan orang tidak paham bahwa PMII memiliki visi Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Saat ini orang yang menjadi pemimpin banyak yang lupa untuk mempraktikkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Kader PMII punya kewajiban untuk mempraktikkannya di dunia akademik maupun sosial masyakarat.

PMII diharapkan bisa mencetak kader-kader yang berkarakter, berprinsip dan berkepribadian. Meskipun kini PMII HA tidak boleh mengadakan kegiatan di kampus, bukan berarti dilarang, tetapi perlu dibuatkan aturan. Aturan ini bisa berwujud pembinaan, misalnya IMM di Muhammadiyah. Dan ini merupakan tanggung jawab Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan. “Jangan sampai kader PMII studi formalnya terbengkalai. Pemikiran mahasiswa harus dikembangkan. Kemampuan dalam berorganisasi harus dilatih. Komunikasi harus inklusif dengan siapa saja harus dibangun. Dan prinsip ajaran agama harus dilaksanakan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurutnya, Indonesia hari ini mengalami krisis kepemimpinan. Pemimpin harus cerdas. Kecerdasan setiap orang berbeda-beda, namun bila dilatih dengan membaca buku, beridiskusi, dan berpikir maka kemampuannya akan meningkat. Selain itu, pemimpin juga harus tabligh, menyampaikan kepada umat.

Pemimpin yang ideal adalah Nabi Muhammad SAW, memiliki sifat Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah. Indonesia bergejolak karena ucapan dan perilaku pemimpinnya tidak sama. “Indonesia dalam kondisi compang-camping karena pemimpinnya tidak amanah.” Pungkas Anggota DPR/MPR RI Periode 2004-2009 tersebut.


Pewarta : Adam Fadli / Masnun Muhammad

Editor : Munawara, MS

Publisher : Rara Zarary