Salah satu kegiatan kerja sama yang telah dilaksanakan antara Pesantren Tebuireng, PDGMI, dan Otsuka dalam memberikan penyuluhan kepada pembina santri mengenai kesehatan dan pentingnya gizi santri. (Foto: dokumentasi panitia)

Tebuireng.online- Kegiatan kerja sama Pesantren Tebuireng dengan PT. Outsuka Indonesia dan Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) sudah berlangsung sejak tahun 2014. Kegiatannya meliputi  perbaikan dan pemantauan gizi santri. Pada tahun 2015 kegiatan Kerja sama ini diperluas dengan mengadakan Training Of  Trainer (TOT) yang diikuti oleh tenaga kesehatan dan melalui proses seleksi dari PDGMI dan Otsuka.

Pada tahun 2015 itulah, terbentuk pelatih gizi remaja dari Pesantren Tebuireng Jombang. Ada sekitar 10 trainer/pelatih yang lolos seleksi dan melaksanakan kegiatan pelatihan di tahun 2015 hingga 2017 di beberapa pondok pesantren kabupaten Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, dan kota Surabaya.

Selain di beberapa pesantren, mereka juga melakukan penyuluhan di beberapa sekolah Islam seperti Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di kabupaten Jombang. Mereka melatih akan anemia remaja, gizi seimbang, dan seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK).

Dari Kegiatan tersebut dinilai sangat bermanfaat dan mendapat respon yang positif,  jadi pada tahun 2018 dilanjutkan kegiatan TOT gizi di kabupaten Jombang dan Ponorogo dengan pendampingan dari PDGMI cabang Jawa Timur.

Perlu diketahui, Ponorogo merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan tingkat persentase balita ditimbang yang terendah dengan cakupan pelayanan kesehatan balita di bawah rerata Jawa Timur (Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan dan gizi balita belum cukup diperhatikan sehingga dapat diasumsikan kesehatan dan gizi remaja yang rendah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Secara keseluruhan ada 11 tempat yang dilakukan pelatihan dan penyuluhan oleh tim pelatih  gizi Tebuireng.

“Dalam kegiatan ini kami juga membuat soal pre  tes sebelum penyuluhan dan post tes sesudah penyuluhan, yang meliputi pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku,  secara keseluruhan terjadi perubahan yang signifikan dan untuk upaya perubahan selanjutnya kami serahkan ke masing-masing tempat dengan menghubungi pengasuh atau kepala sekolah agar ilmu dari kami bisa benar-benar diterapkan,” ungkap Tite Dwi Mayang Sari, salah satu tim pelatih gizi Tebuireng.

Menurutnya, adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah melakukan pelatihan dan penyuluhan gizi remaja untuk ustad ustadzah dan remaja di lingkup pondok pesantren dan sekolah.

“Adapun tujuan khususnya adalah melakukan sosialisasi tentang gizi remaja agar gizi remaja untuk mereka yang tinggal di pesantren bisa terpenuhi. Karena selama ini masih banyak pesantren yang belum paham tetang kesehatan khususnya gizi dan melakukan sosialisasi dengan materi 1000HPK, gizi seimbang dan anemia untuk mencegah terjadinnya stunting/pendek,” terang perempuan yang juga menjadi bagian ahli gizi jasa boga Tebuireng.

Ia mengungkap bahwa harapan dengan adanya TOT (Training Of Trainer) ini, menurutnya, akan memberikan manfaat yang banyak terhadap pesantren tersebut seperti yang sudah dialami oleh Pesantren Tebuireng.

Pewarta: Team Gizi
Editor/Publisher: RZ