
Banyak hal yang harus disiapkan untuk dapat menyonsong generasi Indonesia Emas 2045. Yang mana salah satunya adalah dengan membekali kegiatan-kegiatan organisasi dengan menyajikan vibes positif kepada anak-anak didik kita di lingkungan pendidikanya.
Mula-mula adakalanya bahkan sudah seharusnya sebuah organisasi mampu memberikan sebanyak-sebanyaknya ilmu pengetahuan dan pengembangan-pengambangan bakat kepada seluruh anggotanya yang berada di sebuah wadah organisasi tersebut.
Sejatinya pengembangan bakat dan minat seseorang sering kali tidak sampai tersalurkan dengan baik selama proses di sekolah. Karena bila hanya mengacu pada materi pembelajaran di dalam sekolah, tidak sedikit materi pembelajaran sekolah yang justru tidak ada kaitannya dengan prihal kehidupan sosial yang kelak akan dihadapi oleh setiap individu siswa di tengah-tengah masyarakat, atau pada kehidupan sesungguhnya.
Pada tingkatan selanjutnya, para anggota yang berada di wadah organisasi tersebutlah yang harus memberikan kontrobusi nyata di wadah organisasi untuk menyalurkan ide-ide pemikirannya, menyalurkan kemampuannya dalam merorganisir jalannya sebuah organisasi, manajemen sosial, intraksi hingga pada kontrol komunikasi.
Karena pada akhirnya sungguh akan sangat berbeda konstruksi berpikir seorang anak didik yang mengikuti organisasi dengan yang tidak mengikuti organisasi sama sekali. Hal itu bisa dilihat pada kehidupan realita sosial dalam keseharian.
Pesantren Tebuireng adalah salah satu pondok pesantren yang ada di Indonesia yang telah banyak melahirkan banyak tokoh-tokoh bangsa sekelas nasional. Sebut saja, sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri Pesantren Tebuireng itu sendiri, dan seseorang yang pernah menjadi Rais Akbar dari organisasi besar keagamaan yang bernama Nadhalatul Ulama (NU).
Baca Juga: Mudir Mahad Aly Sebut Alasan Mahasiswa Perlu Berorganisasi
Kemudian disusul dengan putranya yakni KH. A. Wahid Hasyim yang menjadi tokoh nasional atas kiprahnya terhadap bangsa Indonesia, dengan salah satunya pernah tercatat menjadi Menteri Agama di era Presiden Sukarno, dan beliau juga menjadi salah satu tim sembilan perumusan Pancasila. Selanjutnya ada juga KH. Abdurahaman Wahid (Gus Dur) yang menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia. Tidak berhenti sampai di situ saja, Pesantren Tebuireng juga mampu melahirkan salah seorang santrinya yang menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, yakni KH. Ma’aruf Amin.
Pembelajaran pada tingkatan organisasi di Pesantren Tebuireng seakan-akan menjadi makanan keseharian para santri saat menempuh pendidikan di pondok pesantren. Sehingga, pada akhirnya Pesantren Tebuireng banyak melahirkan para tokoh-tokoh yang piawai dalam ilmu organisasi. Di Pesantren Tebuireng sendiri, seorang santri biasanya pertama kali belajar organisasi pada wadah yang bernama ORDA (Organisasi Daerah).
ORDA sendiri adalah salah satu organisasi santri Pesantren Tebuireng yang memiliki umur paling tua dan masih eksis hingga hari ini. Organisasi ini berangkat dikarenakan santri Pesantren Tebuireng kala itu berasal dari berbagai daerah di Nusantara, maka diperlukan sebuah wadah yang dapat menggalang solidaritas santri yang berasal dari daerah yang sama. Santri yang berasal dari daerah tertentu, berkumpul secara rutin, untuk mengadakan diskusi, lomba menyelenggarakan halal bi halal, da lain sebagainya.
Baca Juga: Belajar Berorganisasi di Pesantren
Konon, wadah organisasi ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Kiai Hasyim, namun bary menemukan bentuk formalnya pada masa Kiai Kholik (1962) dan berkembang pesat pada masa Kiai Yusuf Hasyim (1978). Adapun inilah beberapa nama Organisasi Daerah yang berada di Pesantren Tebuireng.
- Organisasi Pelajar Islam Malang (OPIM)
- Himpunan Santri Pasundan (HISPA)
- Organisasi Pelajar Islam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (OPI DKI)
- Keluarga Santri Semarang (KESIS)
- Ikatan Kelurga Santri Banyuwangi (IKSB)
- Organisasi Pelajar Islam Andalas (OPIA)
- Roudlotul Islamiyah Al Mardliyyah (RIM)
- Keluarga Santri Pemalang Indonesia (KSPI)
- Keluarga Santri Syarief Hidayatullah Cirebon (KSHC)
- Himpunan Santri Lamongan (HISLA)
- Organisasi Pelajar Islam Thoriqul Huda Tebuireng (OPI TH)\
- Correlatie Pelajar Islam Sunan Ampel (CPISA)
- Keluarga Besar Santri Kabupaten Sidoarjo (Putra Delta)
- Ikatan Keluarga Santri Madura (IKSMA)
- Himpunan Santri Majapahit (HISMA)
- Himpunan Santri Wilayah Indonesia Timur & Tengah (HISWITA)
Bila Organisasi Daerah (ORDA) adalah wadah yang menaungi santri-santri Pesantren Tebuireng saat masih menempuh pendidikan di dalam pondok, maka setelah para santri Tebuireng lulus, terdapat sebuah organisasi per-daerah juga yang menaungi santri Tebuireng, yakni IKAPETE (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng).
Saat ini IKAPETE, telah meyebar di berbagai daerah dan kota di Indonesia. Tercatat para tahun 2024, jumlah Pengurus Wilayah (PW IKAPETE) terdapat 18 dan pada tingkatan Pengurus Cabang serta Pengurus Cabang Istimewa terdapat 79.
Penulis: Dimas setyawan