KARENA MENDIDIK DENGAN IKHLAS

Perhatikan gambar di bawah ini dengan cermat. Di sinilah fasilitas pendidikan yang dari kacamata teori pendidikan kontemporer tak mungkin melahirkan orang orang hebat. Inilah potret pesantren Tebuireng di awal berdirinya. Kekumuhan lingkungan sosialnya digambarkan dengan narasi yang begitu mengesankan oleh Aguk Irawan dalam “Penakluk Badai : Novel Biografi KH Hasyim Asy’ari”.

Cara berpikir model nalar rasionalistik positivistik ala Comte tak bakal mempercayai bahwa lewat fasilitas pendidikan yang serba tak kondusif bisa mengantarkan lahirnya kiai-kiai hebat yang menyebar di nusantara. Bukan almarhum Mansur namanya jika tak menginterupsi Yai Ka’ dengan pertanyaan menggelitik, “Yai, apa kelebihan kiai-kiai terdahulu kok mampu melahirkan kiai-kiai top ?”.

Tentu, Yai Ka’ tersenyum, meski tak menyangka almarhum Mansur menanyakan dengan muatan materi seperti itu. “Kuncinya, karena mendidik dengan penuh keikhlasan”, jawab Yai Ka’ pendek. Benarlah, tak mungkin hadlratusy syech dengan bersusah payah mendirikan pesantren di tengah lingkungan yang a moral, bila tak dilambari keikhlasan yang begitu menghunjam dalam pribadi “Sang Penakluk”. Lantaran, jika bermotivasi kehormatan dan pamrih, mustahil pilihan mendirikan jatuh di Tebuireng yang merupakan lalu lalang dan tinggal para tuna moral. Namun kini, tak lagi mudah menemukan laku ikhlas itu.

Coba, saksikan pesantren sekarang ini begitu megahnya bangunan fisiknya. Demikian serba nyaman, dengan penerangan yang memadai. Tak perlu bercucuran keringat dan “ngos-ngosan” karena menarik timba yang berat dari sumur yang cukup dalam sebelum mandi. Tak tidur berkawan kambing gibas seperti zamannya kiai Idris Kamali. Pendek kata, berbagai fasilitas memadai. Entoh, tak bisa mengunggu mutakharrij persantren tempo dulu. Selain, mungkin juga terkait motivasi dan spirit nyantri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

(Catatan:  H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)