BELAJAR KEPADA YAI KA’ DI LAPANGAN SEPAKBOLA
Bukan rahasia lagi, Yai Ka’ maniak atau “penggila bola”. Tetapi terbatas bermain sepakbola di lapangan Jatiredjo milik PG Tjoekir. Untuk urusan nonton siaran langsung, beliau tidak kecanduan. Paling paling, bertanya hasil pergandingannya. Mengenai tim dunia dan pemain pemain kenamaan Yai Ka’ tahu dan hapal.
Kala bermain selakbola, beliau berposisi sebagai midfielder. Tendangan bebas selalu dimintanya dan selalu aktif turut menyerang. Yang paling seru, saat terjadi tendangan pojok, tak ragu ragu Yai Ka’ mencari celah celah melakukan heading, tak terelakkan pemain berlompatan dan bisa dihidari “body charge” alias benturan fisik beliau dengan santri santri. Woow minta ampun cerianya bila pihaknya memasukkan gol, terlebih beliau sendiri yang mencetak gol. Biasanya, seberasi Yai Ka’ dengan mengangkat kedua tangannga sembari tertawa lebar. Penanda kadar hobi main sepakbolanya yang demikian tinggi, ketika kebetulan turun hujan-pun beliau tak menberi aba aba untuk menghentikan permainan. Saat itulah saya termasuk yang terenyuk melihat beliau basah kuyub dan kedinginan. Guyuran hujan yang begitu lebat membuat kostum yang dikenakanan Yai Ka’ menempel ke kulitnya dan tampak trasparan lekuk tubuh dan tulang yang berbalut daging sangat tipis.
Nah, pada saat jelang warming up dan usai bermain sepakbola itulah Yai Ka’ menyelipkan “tausiyah ringan”, kadang berkelompok dan vis a vis “acara kultum di lapangan sepakbola” dihelat. Sembari guyonan dan gojlokan Yai Ka’ menggunakan jurus ala Paulo Friere, melakukan peyadaran. Justru terasa menusuk begitu dalam ke jantung keasadaran. Tak jarang, proses pendidikan bersamaan bermain sepakbola berujung dengan traktiran Yai Ka’ mengajak makan di warung Faqih gratisan. Model bermain sepakbola plus “tarbiyah” berlangsung dua kali seminggu. Jadilah, beliau bagi santri santrinya tak ubahnya : guru, sahabat dan ayah.
(Catatan: H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)