tebuireng.online-– Spekulasi tentang siapa yang bakal memimpin Nahdlatul Ulama (NU) lima tahun kedepan terus menjadi perhatian. Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid digadang-gadang masuk bursa calon Ketua Umum PBNU. 

“Kalau saya menjadi ketua umum pun, saya tidak akan mendukung calon manapun juga secara terbuka. Bahwa saya punya kecenderungan, tentunya tidak bisa dihalangi,” ucap Gus Sholah, Selasa (28/7). Sikap itu ia terapkan karena beliau menegaskan bahwa pemilihan Ketum PBNU tidak ada urusan dengan politik. 

Terkait posisi NU dalam ranah politik, seperti yang dirilis Republika Online, Gus Sholah menegaskan bahwa PBNU tidak dibenarkan mendukung salah satu pihak. Ketua Umum PBNU tidak boleh mendukung secara terbuka kepada khalayak atau menyatakan dukungan pada calon manapun. “Apalagi ikut kampanye”, tambah Gus Sholah.

Ketika ditanya soal dukungan parpol dalam pencalonan Ketum PBNU, Gus Sholah menolak keras bahkan mengaku tak akan pernah mau didukung parpol manapun. “Oh, nggak lah. Nggak ada urusannya. Apa urusannya, wong saya juga nggak didukung partai manapun juga”, ucap Gus Sholeh ringan, kepada wartawan.

Namun Gus Sholah menjelaskan, Muktamar ke-33 NU ini memiliki peran strategis dan penting dalam sikap berpolitik. Menurut dia, NU harus menegaskan diri tidak saja dalam ucapan, tetapi dalam aksi konkrit, NU tidak terlibat dalam politik praktis, tapi tetap mengayomi seluruh partai. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lebih jauh lagi, beliau berharap, NU harus terus mendorong hahdliyin yang menjadi politisi di berbagai partai untuk memperjuangkan kebijakan yang pro rakyat kecil, karena sebagian besar mereka adalah Nahdliyin. (abror)