Nikmat dan Siksa Kubur

Nikmat dan Siksa Kubur
sumber ilustrasi: zikra.com

Oleh: Dimas Setyawan*

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ (العمران :١٨٥)

“Yang berjiwa akan merasakan mati, dan hanyalah di hari kiamat akan diberikan semua pahalanya. Barang siap yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, sungguh mendapatkan kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Imran 185)

Kematian adalah salah satu perkara haq yang harus diyakini oleh setiap mukmin. Bila ada kehidupan, pasti ada juga kematian. Kedua hal ini selalu berjalan beriringan sebagai bentuk ketentuan Allah sebagai Tuhan semesta alam.

Sejatinya kematian adalah pintu awal dari segala hal-hal gaib yang telah Allah persiapkan bagi seluruh mahluknya di muka bumi. Tanpa terkecuali bagi seorang manusia.

Setelah mengalami kematian, manusia akan berpindah alam, yakni yang sebelumnya berada di alam dunia, menuju alam kubur.

Alam kubur juga menjadi penentu kelak apakah manusia berhak mendapatkan surga beserta kenikmatan yang telah disediakan atas pahala kebaikannya semasa di dunia, atau menuju neraka atas segala keburukan-keburukan yang pernah dilakukan semasa di dunia. Sekali lagi, alam kubur ialah alam penentu keberlanjutan manusia selanjutnya.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Hanik, budak yang dimerdekakan oleh Sayyidina Utsman RA, bahwa Sayyidina Utsman RA ketika berdiri di atas suatu kuburan, beliau menangis hingga membasahi jenggotnya.

Beliau ditanya: “Kenapa ketika mengingat surga dan neraka engkau menangis sedangkan ketika mengingat kubur engkau juga menangis? “Beliau menjawab: “Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Kuburan merupakan tempat pertama dari beberapa tempat yang ada di akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka seterusnya akan lebih mudah. Jika seseorang selamat darinya, maka seterusnya akan lebih berat daripada di kubur.”

Aku juga mendengar beliau bersabda: “Aku tidak pernah melihat pemandangan yang lebih mengerikan daripada alam kubur.” Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits tentang ini, dikatakan bahwa ketika Utsman RA melihat seseorang diturunkan ke kuburan beliau berkata: “Jika kau selamat darinya maka kau selamat dari sang pemilik keagungan, jika tidak maka aku tidak berfikir engkau selamat.”

Imam Nasa’i dan Muslim juga meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: لَوْ لَا أَنْ تَدَافَنُوْا لَدَعَوْتَ اللّٰهَ أَنْ يَسْمَعَكُمْ عَذَابَ الْقَبْرِ “Jika saja kalian tidak menguburkan (jenazah), niscaya kumohon kepada Allah supaya mendengarkan kepada kalian siksa kubur.”

Imam Muslim meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW suatu hari pernah berada di pagar milik Bani Najjar di atas bagal (peranakan kuda dan kedelai) betina beliau, serang kami bersamanya. Tiba-tiba bagal tersebut memotong dan hampir menjatuhkan beliau, sehingga ditemukan perkuburan.

Rasullullah Saw bertanya: “Ada yang tahu siapa pemilik kuburan-kuburan ini?” Seorang lelaki menjawab, “Saya.” Nabi bertanya: “Kapan orang-orang ini meninggal?” Para sahabat menjawab: “Mereka meninggal dalam keadaan syirik.”

Kemudian Nabi bersabda: “Sesungguhnya orang-orang ini disiksa di dalam kuburan mereka. Maka jika saja kalian tidak menguburkan (jenazah), niscaya ku mohonkan kepada Allah supaya mendengarkan kepada kalian siksa kubur yang aku dengarkan.” Hadits ini menguatkan hadist sebelumnya.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari.