Judul Buku       : Jangan Jadi Bebek (Kado Untuk Remaja)

Penulis             : O. Sholihin

Penerbit           : Gema Insani

Tahun Terbit    : 2002

Tebal               : 204 halaman

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

ISBN                : 979-561-733-8

Resensor         : Noviyah Trinandani*

 

Sudah pasti setiap orang mengalami kehidupan remaja, yang penuh corak dan warna yang sangat beragam. Pada masa ini, biasanya remaja suka mencicipi berbagai hal yang unik dan menarik, sehingga tak heran lagi, jika mayoritas remaja mudah tergoda pada sesuatu yang baru, tanpa mengetahui  itu baik atau tidak bagi dirinya. “Mumpung masih muda” itulah jawaban yang sering dikatakan para remaja. Padahal yang mereka dengan melakukan itu akan berimbas pada masa depan mereka. Jika hal ini menjadi sesuatu yang biasa bagi mereka, maka tak lain, mereka seperti bebek yang di identik dengan “ngekor”.

Dalam buku ini membahas semua hal yang berkaitan dengan kehidupan remaja, dan bagaimana menjadi remaja yang ideal. Penulis buku ini juga memperkutnya dengan hadits dan ayat al-qur’an. Misalkan dalam soal berpakaian, Islam sudah mengatur bahwa pakaian yang di kenakan tersebut wajib menutup aurat. Firman Allah SWT. “Hai, anak adam, kami telah menurunkan kepada kamu pakaian untuk menutup aurat kamu dan pakaian indah untuk perhiasan”(al-A’raaf: 26) (hal.147).

Melalui buku ini, saatnya bagi kita sebagai penerus bangsa untuk berhenti menjadi bebek yang bisanya hanya ikut-ikutan. Karena setiap kita telah diciptakan lengkap dengan kreatifitas diri untuk berkembang menuju remaja berintelektual yang berlandaskan pada agama. Karena, jika diperhatikan mayoritas remaja zaman sekarang takut tidak dikatakan remaja yang “funky, keren dan gaul”. Padahal fungky itu berasal dari kata funk, yang berarti (bau) busuk. Berarti yang terjadi sekarang ini adalah pemutar balikan makna funk menjadi sesuatu yang bercitra positif.

Dengan menggunakan gaya bahasa yang elegan, buku karangan O. Sholihin ini membantu remaja untuk membuka mata dan membangun potensi diri dengan rasa percaya diri untuk menjadi remaja yang gaul yang tetap religius. Selain itu, banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik hikmahnya. Terutama bagi kalangan remaja, buku ini mengajak berdialog bagaimana menjadi remaja yangs sesungguhnya.

Namun, kelemahan dari buku yang berisi tentang nasehat-nasehat kepada remaja ini tidak dijelaskan secara real tentang apa saja yang sekiranya dapat di lakukan oleh remaja supaya tidak ikut-ikutan. Tips-tips menjadi remaja gaul dan religius, kreatif, dan tidak “ngekor” tidak dijelaskan secara praktis, sehingga pembaca dituntut untuk menerka-nerka apa yang harus dilakukan dengan arahan-arahan dan contoh yang diberikan penulis lewat buku ini.

Hal yang penting untuk kita pelajari dari yang terkandung dalam buku ini adalah dapat membentuk karakter seorang remaja muslim mengerti agama, sehingga dapat menjaga sikap dan perilaku agar sesuai dengan kaidah Islam yang sesungguhnya (bukan Islam KTP), yang bisa menuntun kita ke tujuan hidup hakiki, yaitu meraih ridha Allah SWT. Semoga kita terhindar dari sikap yang seperti bebek itu. Amin. Selamat membaca!

*Resensor adalah Mahasiswi UNHASY dan Kepala Bidang Periklanan Majalah Tebuireng