sumber ilustrasi: www.google.com

Oleh: Sayidatul Afifah Rusda*

Bukan hal yang mudah bagi seorang perempuan untuk menghadapi kekuasaan pemerintahan tiran di Irak. Akan tetapi, itu tidak berlaku bagi Madeeha. Muslimah yang bernama lengkap Madeeha Hasan Odhaib itu, di usianya yang baru 37 ia berhasil melakukan perubahan di Irak dan menjadi satu-satunya muslimah yang masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh. Ia masuk ke dalam kategori pionir atau mereka yang menjadi pelopor di tengah masyarakat. Dengan berbekal mesin jahit dan kegigihannya ia berhasil membawa perubahan di Irak, hingga ia dikenal sebagai Perempuan penambal kain Irak.

Sekitar tahun 2008 lalu Ibu dua anak itu berhasil membangun sebuah usaha menjahit selimut rumah sakit dan bendera. Pada 2012 ia telah berhasil memperkerjakan 100 perempuan untuk konfensinya itu. Angka tersebut mungkin tampak tidak seberapa jika dibandingkan dengan pencapaian prestasi tokoh lain. Akan tetapi, di Negara dengan angka pengangguran lebih dari 60 persen dan kemiskinan yang merajalela, upaya yang dilakukan Madeeha Hasan Odhaib seperti memberikan harapan baru bagi kehidupan rakyat irak. Ratu Rania menyebutnya seakan menjanjikan merekahnya fajar baru untuk Irak.

Setiap perempuan yang berkerja dengan Madeeha merasa bangga atas apa yang telah dilakukannya. Para perempuan itu kembali ke rumahnya dengan rasa bangga, membawa uang di tasnya sebagai upah, makanan untuk anak-anaknya, dan optimisme seorang perempuan di tengah kekacauan Negara.

Madeeha juga adalah seorang aktivis dan ikon kepahlawanan. Dia telah melakukan koordinasi dengan Bulan Sabit Merah, Palang merah, Hands of Mercy dan tentara Irak untuk mendistribusikan makanan di sekitar Baghdad. Meskipun ancaman selalu datang tidak disangka-sangka, Madeeha tidak pernah gentar. “ Aku tidak akan pernah menyerah,” kata Madeeha.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Meskipun keadaan Irak sedang krisis, akibat penjajahan tentara AS. akan tetapi Madeeha tidak pernah kehilangan optimismenya untuk membuat perubahan di Irak. Baginya setiap perempuan harus berkarya, setidaknya menghasilkan satu jahitan. Ia ingin selalu ada perubahan untuk membebaskan diri dari kukungan.

Dialah Madeeha, perempuan pemberani dari Irak. Kehadiran dan sepak terjangnya menjajikan harapan baru. Berkat keberanian dan sepak terjangnya, Madeeha menjadi perempuan pemberani Irak.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.