Oleh: Umdatul Fadilah*
Menjadi manusia yang baik tentu menjadi salah satu tujuan hidup seluruh umat manusia. Kata “baik” dalam KBBI berarti tidak jahat, terhormat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan dan sebagainya. Baik dapat diartikan untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan siapapun.
Dalam Islam sendiri kategori insan baik salah satunya orang yang bertakwa, dimana diperintahkan untuk menjalankan perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini dikuatkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 21 yang maknanya “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. Namun di dalam praktiknya terkadang menjauhi segala apa yang dilarang belum sepenuhnya terealisasi.
Belajar dari padi, pepatah mengatakan “padi semakin berisi semakin merunduk”. Seseorang yang semakin berilmu, kaya akan pengalaman, bukankah tidak elok apabila memperlihatkan ilmunya dan merasa hebat. Namun bukan berarti kita menutup rapat seluruh ilmu yang dipunyai karena tidak ingin dianggap sombong. Perlu ditelaah kembali hakikat dari pepatah tersebut.
Padi merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjadi bahan pokok khususnya Indonesia. Setelah padi dipanen kemudian digiling hingga menjadi beras. Beras dimasak menjadi nasi. Itu berarti, manusia merupakan generasi yang akan menciptakan kehidupan yang terus berkembang. Sebagai manusia yang dapat berpikir kritis gagasan “padi” yang merupakan sumber kehidupan berarti manusia perlu dan terus berkontribusi dalam segala aspek kehidupan.
Hal demikian dapat dipraktikkan secara sederhana melalui hal-hal yang mampu kita lakukan. Jikalau seorang guru, marilah didik murid sebaik mungkin. Jikalau seorang murid, marilah bersungguh-sungguh dalam belajar dan menuntut ilmu serta hendaknya bersikap rendah hati atau tawaduk terhadap guru dan siapapun. Jikalau seorang penulis, marilah menulis yang dapat membawa manfaat.
Setelah menjadi seseorang yang telah dianggap baik oleh sesama. Tentu bukan tidak mungkin bila masih ada saja sesama yang tidak menyukai. Itu wajar. Gus Dur sendiri dalam kalimat bijaknya pernah berkata “sebenar apapun tingkahmu, sebaik apapun perilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan ambil pusing”.
Pun makhluk ciptaan Allah seperti pohon dapat memberi gambaran bagaimana seharusnya seseorang yang berilmu. Sederhana namun bermakna. Sebuah pohon yang tumbuh subur menjulang ke atas tentu tangkainya kuat nan besar, daunnya lebat nan rindang. Semakin ke atas, semakin kencang pula angin yang menerpa. Pepohonan yang kuat dapat bertahan dengan akarnya.
Kehidupan manusia juga demikian. Semakin tinggi puncak kebaikan seseorang semakin tinggi pula ujiannya. Kendati demikian, Allah tidak akan memberi ujian melebihi kekuatan seorang hamba. Pohon yang rindang menjadi tempat berteduh sebagian makhluk disaat hujan lebat, menjadi rumah sebagian makhluk Allah seperti burung. Begitu eloknya manusia dengan segala akhlakul karimah. Rindang seperti pohon nan tawaduk bagai padi. Wallahu’alam bishowab.
*Mahasiswa Unhasy, saat ini nyantri di Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.