Sumber gambar: https://www.ruangmuslimah.co

Oleh: Vevi Alfi Maghfiroh*

Sudah menjadi tradisi orang muslim Indonesia melakukan perjalanan pulang kampung (mudik) ketika mendekati Hari Raya Idul Fitri. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat kita yang mengadu nasib ke kota dan pusat industri di berbagai wilayah Indonesia yang disebut sebagai urbanisasi. Masyarakat urban tidak terbatas pada kaum lelaki saja, banyak dari kalangan perempuan juga mencari penghidupan yang lebih baik.

Selain itu, juga maraknya pusat perbelanjaan dan tempat-tempat wisata menjadi destinasi para muslimah untuk mengunjunginya di Bulan Ramadan dan libur lebaran nanti, baik untuk sekedar memanjakan putra-putrinya, maupun untuk berbelanja keperluan. Untuk itu kami akan berbagi tips dan etika seorang muslimah ketika di perjalanan.

Menggunakan Pakaian Menutup Aurat

Pakaian yang sesuai dengan syariat adalah pakaian yang menutup aurat dan menutupi seluruh tubuhnya, tidak menggambarkan lekuk liku tubuh dan tidak transparan. Pakaian tersebut juga bukan merupakan pakaian yang berlebihan (mewah). Selain itu juga hendaknya seorang muslimah memakai krudung yang menutupi kepalanya hingga menjulur ke dadanya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hendaknya Menahan Pandangan

Untuk para muslimah yang hendak berpergian, maka hendaknya menahan/menundukan pandangannya hal ini dilakukan agar mata terjaga dari pandangan dan godaan apapun, juga menyelamatkan hati dari tawanan syahwat dan buaian kelalaian lainnya.

Tidak Menampakkan Perhiasan

Ketika dalam perjalanan, maka seorang muslimah hendaknya tidak menampakan perhiasan apapun. Baik perhiasan yang melekat pada dirinya maupun menggunakan pakaian yang berlebihan (Tabarruj). Hal ini bertujuan untuk menghindari perampokan dan godaan lainnya dari tangan lelaki yang tak bertanggungjawab.

Hendaknya Berpergian Didampingi Mahramya (Tidak Berpergian Sendiri)

Diantara sarana untuk memelihara diri dari gangguan kekerasan dan hal buruk lainnya selama di perjalanan adalah dengan melarang wanita berpergian kecuali bersama mahram yang menjaga dan melindunginya dari minat lelaki iseng dan fasik. Dari Ibnu Musúd Radhiallahu ánhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Wanita adalah aurat, jika ia keluar rumah maka syaithan akan menghiasi dirinya, dan suatu yang mendekatkan wanita dengan rahmat Rabbnya adalah menetapnya ia dalam rumah.”(H.R Turmudzi).

Tidak Menerima Tawaran dan Ajakan Apapun Dari Orang Asing

Untuk mencegah dari segala sesuatu yang tidak diharapkan, hendaknya seorang muslimah dalam perjalanannya tidak menerima tawaran dan ajakan apapun dari orang asing yang tidak dikenalnya, karena melakukan tindakan preventif lebih baik dalam hal penjagaan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kejahatan yang selama ini dilakukan oleh pria terhadap wanita, khususnya adalah kejahatan seksual, banyak dikarenakan wanita menerima ajakan si pria.

Begitulah upaya Islam dalam menegakkan suatu masyarakat yang bersih, menjaga etika dan tata krama muslimah dan melindunginya dari hal-hal yang buruk dan sumber fitnah selama perjalanan, yaitu dengan berlandaskan kepada tindakan preventif. Perempuan bukan tidak boleh fashionable, tidak boleh traveling, atau sekedar shopping, tetapi harus tahu batasan mana ia harus menunjukkan dirinya untuk orang lain.


*Alumni Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng