
Oleh: Sawitri Indrasari*
Terlihat tetesan embun di ujung daun
Desir dingin udara berhembus turun
Memberi salam pada hati dengan begitu santun
Dunia begitu indah, terlihat dari sorot matanya
Berjuang karena perintah dari sang maha bijaksana
Sebab itulah, tak sedikitpun duka terpancar dari matanya
Tatkala mentari mulai memberi kehangatan
Saat itu pula sang jiwa berikrar atas nama Tuhan
Hati yang kokoh terbangun dari ucapan lisan
Bahwa di atas segalanya cinta itu terbangun
Wujud dari cinta adalah bukti
Tingkat tertinggi pembuktian cinta adalah pengorbanan
Berjalan di samping pena dan kertas
adalah wujud dan bukti dari cinta
Sebab, darinya kelak akan tercipta cahaya terang
Yang tak akan redup karena dunia
Dan tak akan mati hanya karena tahta
Udara kembali berhembus sejuk, bersamaan senja di ujung sana
Tetap indah di mata para musafir ilmu
Menunduk dan memberi salam santun atas kedatangannya di ujung hari semua adalah kuasa Allah
Waktu terus bergulir bak air sungai yang mengalir bergantian
Dan senjapun ikut berlalu
Dari situ pahamilah bahwa tidak ada yang kekal selain dzat yang maha kekal
Gelap kembali menghampiri
Namun, akankah ada gelap di mata para musafir ilmu? Tidak
Sebab mereka selalu membawa cahaya
Ia tetap terang dimana cahaya tak dapat menempuhnya
Dan karena pengabdianmu, semoga akhir menutup mata nanti cinta tetap di atas segalanya dan cahaya tetap di atas cahaya
*Mahasiswa STIT UW Jombang.