Teuku H. Mukhsalmina bin Teuku H. Abdullah bin Abbas sebagai Ketua MPU Aceh Besar menerima buku Profil Pesantren Tebuireng dari Gus Fahmi, di ndalem kesepuhan Tebuireng, Rabu (15/11/2017). (Foto: Nurul)

Tebuireng.online- Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Besar bersilaturahmi ke Pesantren Tebuireng, Rabu (15/11/2017). Selain untuk silaturahmi dan ngalap barokah, perjalanan selama 4 hari tersebut dilakukan dengan tujuan mempelajari sistem pendidikan di Pesantren Tebuireng.

“Tebuireng dulu terkenal dengan salafiyahnya. Mbah Hasyim sangat disegani bukan hanya karena seorang ulama yang mendidik santri tapi juga karena beliau banyak memberikan masukan kepada pemerintah dan negara ini,” ungkap H. Lukman, Mudir Bidang Pendidikan Pondok dalam sambutannya.

Bapak Kusnadi selaku Mudir Bidang Pendidikan Sekolah memaparkan unit-unit dan kurikulum pendidikan yang berlaku di Pesantren Tebuireng kepada MPU Aceh Besar yang berjumlah 25 orang itu.

Rombongan MPU disambut oleh dzuriyah dan para mudir di ndalem kasepuhan, rombongan berziarah ke makam dzuriyah yang terletak di bagian belakang Pesantren Tebuireng. Sebelumnya, rombongan MPU Aceh Besar dalam perjalanannya juga berkunjung ke Pesantren Al Fatah di Tumboro dan MUI Magetan.

“Ulama-ulama di sini luar biasa dan sangat karismatik yang menjadi panutan masyarakat. Kami berkunjung ke Tebuireng selain ingin mendapat barokah juga karena ada ulama-ulama yang harum namanya seperti Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari bahkan ada juga mantan presiden kita yaitu Gus Dur,” ungkap Teuku H. Mukhsalmina bin Teuku H. Abdullah bin Abbas sebagai Ketua MPU Aceh Besar

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Teuku Muhammad Faisal sebagai salah satu anggota MPU Aceh Besar juga menuturkan bahwa Pesantren Tebuireng mempunyai lembaga pendidikan yang sangat lengkap dan sangat luar biasa. Menurutnya, salah satu tujuan kunjungan ke Pesantren Tebuireng untuk menggali informasi lebih banyak dan diberikan kepada pemerintah sebagai masukan.

Karena di Aceh, lanjut Teuku Muhammad Faisal, satu dinas yang tidak ada di provinsi lain yaitu Dinas Pendidikan Dayah. Teuku Muhammad Faisal berharap Dinas Pendidikan Dayah dan para pimpinan pesantren di Aceh bisa mengadopsi pola-pola yang sudah diterapkan oleh pesantren-pesantren yang dianggap berhasil di pulau Jawa dan salah satunya adalah Pesantren Tebuireng.

“Karena di Aceh, pondok pesantren adalah benteng terakhir untuk mempertahankan akidah ahlussunnah wal jamaah.” Pungkasnya.


Pewarta: Nurul Fajriyah

Editor/Publisher: Rara Zarary