Menteri Petahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryaudu memberi ceramah Bela Negara di Pesantren Tebuireng, Jumat (15/3). (Foto: Kopi Ireng / Bagas)

Tebuireng.online– Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu hadir ke Pesantren Tebuireng untuk mengisi ceramah Bela Negara. Pada kesempatan tersebut, Jenderal Ryamizard banyak memaparkan nilai-nilai nasionalisme dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan Bela Negara dalam jiwa para hadirin.

“Bulan lalu saya juga mengumpulkan para TNI purnawirawan dan para sesepuh-sesepuh, Pak Tri Sutrisno udah tua, tapi masih berapi-api menyuarakan kebangsaan, menjaga persatuan dan kesatuan,” ungkapnya di hadapan para hadirin, dalam acara ceramah Bela Negara di Pesantren Tebuireng, Jumat (15/3/19).

Selain itu, ia juga sempat mengutip kata-kata Patih Majapahit kepada Gadjah Mada, “memang sulit menyatukan suku-suku yang beraneka ragam, tapi itulah kesatuan, itulah kekuatan kita. Tapi, persatuan dan kesatuan yang tidak dipaksa,” tuturnya.

Menurut Menteri Pertahanan tersebut, Bela Negara adalah kesadaran, harus bermula dari kesadaran bukan keterbatasan, “kita semua adalah pewaris nilai-nilai Pancasila, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Pengasuh Pesantren. Oleh karena itu suaudara-saudara harus merasa bangga atas amanah dan marwah yang mulia untuk melanjutkan tugas dan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, yakni mewujudkan masyarakat yang mandiri dan makmur, terutama untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat yang berdasarkan Pancasila,” tegasnya.

Dalam darah daging saudara-saudara semua lanjut Ryamizard, telah mengalir darah DNA para pejuang sejati Republik Indonesia. Di tangan saudara-saudara diberikan estafet yang berisi amanah untuk menjaga tetap teguh dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sejatinya, menurutnya Bela Negara merupakan sebuah nilai luhur yang mendasar yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan harus senantiasa dilestarikan. Nilai-nilai idealisme Bela Negara tersebut tidak akan berubah baik dulu, sekarang, maupun selama-lamanya.

“Peranan setiap individu dan golongan dibutuhkan di sini, termasuk kalangan ulama dan santri. Sebagaimana yang beliau tuturkan, kalau para santri dan ulama tidak melaksanakan Bela Negara dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, maka hal itu berarti telah mengkhianati pendahulu-pendahulu pendiri bangsa ini. Ini adalah hal yang fundamental dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Negara Kesatuan itu sudah final dan Pancasila pun juga sudah final,” terang Ryamizard Ryacudu.

Karenanya, ia mengatakan bahwa jika ada satu atau dua kelompok saja yang menyelisihinya maka dapat dipastikan kita telah berada pada zona bersiap menuju kehancuran. Indonesia adalah rumah kita bersama, sebagai warga negara apakah kita rela jika ada sekelompok yang tidak mengerti ingin menghancurkan ketentraman dan kedamaian yang kita miliki dan mereka juga ingin mengubah Pancasila? Tentu tidak, dan di sinilah para ulama dan santri memiliki peran yang besar.

Selain itu, Jenderal Ryamizard memaparkan tentang beberapa macam ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan. Diantaranya ada ancaman tidak nyata, nyata, dan sangat nyata. Diantara ketiga ancaman tersebut, ancaman ketigalah yang paling berbahaya. Yakni ancaman yang sangat nyata, yaitu mindset. 

Diakhir penyampaian ceramah, Jenderal Ryamizard berpesan agara pesatuan ulama dan umara tetap terjaga, “ulama dan umara harus bersatu, gak boleh berseberangan, kalau nggak tunggu saja kehancurannya,” pungkasnya.

Pewarta: Nailia Maghfiroh
Publisher: RZ