tebuireng.online–  Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap waspada bencana dalam sistem pendidikan sekolah harus dimasukkan. Hal ini menurutnya sangat perlu untuk memberikan pendidikan tentang kesiapsiagaan sejak dini terhadap bencana.

“Kemensos telah menggagas penerapan pengetahuan dan sikap waspada bencana ke dalam sistem pendidikan sekolah,” kata Khofifah di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Selain itu, menurutnya, kesiapsiagaan juga bisa ditingkatkan dengan memelihara adat dan tradisi masyarakat setempat. Misalnya, dalam tradisi dan budaya aceh yang memiliki pengetahuan menghadapi “smong” atau istilah lokal untuk menyebut tsunami di Pulau Simeuleu. Pengetahuan inilah yang menyelamatkan mereka dari bencana tsunami 2006 lalu.”Tradisi masyarakat setempat, dengan istilah yang berbeda banyak dimiliki di berbagai suku bangsa di Indonesia,” ujarnya.

Mensos berpendapat bahwa kearifan lokal dan sadar budaya perlu untuk dikembangkan dalam sistem yang teratur. Ini bertujuan agar warga sigap mengantisipasi dan menghadapi bencana. “Agar warga itu bersahabat dengan bencana”, ungkapnya.

Khofifah mengatakan, sebagai negara yang rawan akan bencana, kebutuhan Indonesia terhadap mitigasi dan antisipasi guna menghadapi bencana, menjadi sebuah keharusan. Perubahan alam yang sangat besar berakibat pada kerentanan kontur tanah dan perubahan cuaca yang cenderung ekstrim. Maka kearifan lokal sangat dibutuhkan untuk memperlakukan alam dalam memenuhi kebutuhan manusia.”Perubahan alam tidak dapat ditolak, tapi manusia harus bisa berbuat arif terhadap alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Khofifah. (abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online