tebuireng.online— Berbarengan dengan Muktamar ke-33 NU Jombang, dan usia NU yang menginjak 89 tahun menjelang satu abad, Pesantren Tebuireng akan menggelar “Seminar Internasional Menjelang Satu Abad; Quo Vadis Nahdlatul Ulama’” di Ruang Rapat Dosen Universitas Hasyim Hasy’ari lt 1 Tebuireng Jombang, Sabtu mendatang (01/08).

Acara yang merupakan kerjasama Pesantren Tebuireng dengan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng, Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng ini akan mendatangkan dua pengamat NU Internasional, Prof. Martin Van Bruinessen dari Universitas Utrecht Belanda dan Prof. Mitsuo Nakamura dari Universitas  Chiba Jepang, ditemani dengan Pengasuh Pesantren Tebuireng. Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid. Aan Anshori dari Jaringan NU Kultural akan menjadi moderator seminar tersebut.

Direktur LSPT, Muhammad As’ad mengatakan bahwa peserta seminar memang terbuka untuk umum namun ruangan terbatas. Untuk mengatasi membludaknya peserta dengan keadaan tempat yang terbatas, panitia menyediakan proyektor di luar ruangan. “Kita pasang proyektor di luar, untuk format tempat yang di luar masih kita kaji, kemungkinan lesehan”, terang As’ad ketika ditanya via WhatsApp.

Bagi yang tidak sempat datang ke lokasi seminar, bisa mendengarkannya melalui radio Suara Tebuireng yang secara on air menyiarkan. Peserta yang hadir pun tidak dipungut biaya atau gratis. Dalam seminar tersebut akan diulas pahit manis perjalanan NU sejak didirikan 89 tahun lalu, hingga sekarang dan manakar masa depan NU menjelang satu abad.

Ketika ditanya soal keterkaitan seminar tersebut dengan Muktamar ke-33 NU, As’ad mengaku tidak ada hubungan secara langsung, hanya moment yang kebetulan bersamaan dan ikut mewarnai. “Jadi tidak ada rekomendasi untuk Muktamar, hanya diskusi ilmiyah tentang NU”, jawabnya dengan tegas. (yan/abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online