
Di tengah arus kemajuan zaman, ada banyak hal perubahan dalam kehidupan. Salah satunya adalah model kehidupan yang dijalani oleh perempuan Muslimah. Contoh sederhana dalam style fashion jilbab, cara berpakaian, dan cara bergaulnya. Mengapa tulisan ini menyorot Muslimah? Bukan semata-mata untuk menyudutkan, tetap ini adalah sebuah refleksi diri dan bentuk kasih sayang untuk saling mengingatkan.
Sadar atau tidak, media sosial membanjiri lama kita dengan standar kecantikan yang sangat tak masuk akal. Tren dan gaya hidup bebas atau living toghether yang mengikis nilai agama, dan bahkan tekanan dari lingkungan untuk menjadi “bebas” tanpa tahu arah. Di tengah arus deras zaman yang membuat istighfar, muslimah dituntut untuk selalu tetap kokoh dan berdiri bukan hanya sebagai simbol agama, tapi juga sebagai pelita dan penerang bangsa dan peradaban di masa depan.
Baca Juga: Menjadi Muslimah Tak Cukup Sekadar Pintar
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa tidak hanya menyeru muslimah untuk menjaga aurat dan rasa malu, tapi juga menjaga izzah (kemuliaan) sebagai seorang perempuan. Bukan berarti seorang muslimah tidak boleh berperan sebagai apapun di luar rumah. Hanya saja peran itu harus tetap dalam koridor atau ketentauan syariat agama, dengan cara menjaga kehormatan, akhlak dan adab sesuai yang islam ajarkan.
Menjadi tangguh pun bukan berarti harus berkuasa. Tapi tangguh yang dimaksud dalam islam adalah tentang keteguhan hati, ketajaman akal, dan kelembutan sikap. Seorang muslimah memang sejatinya tak mudah larut dalam buayan bujuk rayu dunia. Ia harus tahu batasan, dan ia harus tahu tempat berpulang.
Di sebuah pesantren, misalnya: ada banyak dari kita yang pasti belajar artinya sabar, taat dan diam dalam kelaparan demi mencari ilmu. Tapi tantangan sesungguhnya justru datang ketika kita sudah keluar dari gerbang pesantren. Dunia luar sudah tak lagi menyanjung jilbabmu. Bahkan justru lebih banya yang mempertanykan “kenapa harus sesusah itu jadi perempuan di dalam islam?” padahal dengan serumit itu kita bisa lebih terjaga, namun mereka memang tak paham bahwa di situlah indahnya perjuangan.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Perlu diketahui, wanita shalihah sebenarnya tidaklah hanya dinilai dari seberapa rajin ia shalat atau membaca al qur’an, tapi juga dari keteguhan dirinya dalam menolak yang haram, menjaga lisannya, agar tidak mudah terpancing emosi, serta mampu menjadi penenang bukan hanya suaminya kelak, tetapi juga untuk anak dan keluarganya bahkan lingkungan dan dirinya sendiri.
Namun menjadi muslimah tangguh bukan berarti tidak boleh menangis. Dan bukan berarti tidak boleh merasa lelah. Justru tangguh adalah ketika kita tetap berjalan di kaki sendiri meski air mata ngalir setiap kita melangkah untuk berjalan kembali. Tangguh adalah saat kita bisa berkata “ aku capek” tapi tetap melanjutkan tugas-tugas kehidupan yang semrawut karena kita tahu, allah tidak akan menyia-nyiakan asetiap langkap yang sudah kita lakukan.
Baca Juga: Love Language ala Muslimah: Menyampaikan Cinta dengan Cara yang Tepat
Allah berjanji: “Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Kahfi: 30)
Di usia muda, saat banyak muslimah yang sangat sibuk memikirnya seberapa banyak like dan follower di media sosialnya. Dan menjadi muslimah yang menjaga hati dan harga diri terasa seperti sebuah pilihan berat dan sulit untuk saat ini. tapi percayalah, pilihan itu pasti akan menyelamatkanmu. Dunia ini hanya sementara sebagai tpanggung sandiwara dan pengisi amal saja, sedangkan yang kekal ada neraka dan surga. Dan sebagai muslimah dari sekarang kita akan menjalunkan hidup di mana.
Jadi untuk itu, jangan pernah lelah untuk menjadi muslimah yang berbeda dari lainnya. Dan jangan takut untuk di sebut kolot, kuno dan bahkan jadul. Karena yang kita jaga bukan hanya tentang kehormatan diri, tapi juga warisan iman dari para salafus shalihah yang dulu pernah berjalnan tanpa panggung, bahkan tepuk tangan tapi nama mereka tetap harus sepanjang masa.
Menjadi muslimah tangguh bukanlah tentang seberapa kuat kamu menghadapi dunia, tapi tentang seberapa kuat kamu menggenggam islam di saat dunia menawarkan banyak jalan yang mudah tapi di akhir menyiksa.
Baca Juga: Muslimah dan Pikiran Merdeka
Maka dari itu wahai muslimah, tetaplah beridiri. Kalau harus menangis, menangislah di atas sajadahmu. Kalau harus terjatuh, jatuhlah dalam pelukan doa kepada tuhanmu. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah ragu. Karena jalan yang kamu pilih adalah jalur yang di jaga oleh langit dan akan tepat sasaran tanpa persaingat sengit.
Semoga kita termasuk dalam sabda Nabi ﷺ: “Barang siapa yang menjaga dirinya karena Allah, maka Allah akan menjaganya.” (HR. Bukhari)
Penulis: Wan Nurlaila Putri
Editor: Rara Zarary