
Inspirasi dari KH. Hasyim Asy’ari dan Momentum Muharram
Pendidikan karakter menjadi sorotan penting di tengah krisis moral yang melanda banyak generasi muda saat ini. Kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang kian deras menghadirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan. Di tengah situasi ini, kembali kepada nilai-nilai warisan ulama menjadi salah satu solusi strategis. Salah satu tokoh sentral dalam pendidikan Islam Indonesia yang relevan untuk dikaji adalah KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang menekankan pentingnya akhlak, adab, dan karakter dalam proses pendidikan.
Baca Juga: Menguatkan Pendidikan Karakter dengan Menggali Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim
Momentum Muharram sebagai awal tahun baru Islam adalah saat yang tepat untuk merefleksikan kembali arah pendidikan kita. Hijrah Nabi Muhammad Saw., bukan sekadar perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah, melainkan juga simbol transformasi nilai dan karakter. Dengan mengaitkan semangat hijrah ini dengan gagasan pendidikan karakter menurut Hasyim Asy’ari, kita dapat menemukan formula pendidikan yang menyentuh hati dan membentuk watak.
KH. Hasyim Asy’ari dan Pendidikan Berbasis Adab
KH. Hasyim Asy’ari sangat menekankan pentingnya adab (etika) sebelum ilmu. Dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’allim, beliau menulis bahwa seorang pelajar harus menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, seperti rendah hati, menghormati guru, jujur, sabar, dan menjauhi sifat sombong.
Pendidikan, menurut beliau, bukan hanya transmisi pengetahuan, tetapi proses pembentukan jiwa yang utuh. Prinsip ini relevan dengan pendidikan karakter yang saat ini tengah digalakkan di berbagai jenjang pendidikan. Sayangnya, pendekatan pendidikan modern sering kali terlalu menekankan aspek kognitif, sementara pembentukan karakter dan spiritualitas siswa masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Muharram sebagai Momentum Refleksi
Bulan Muharram bukan hanya bulan pertama dalam kalender Hijriyah, tetapi juga merupakan bulan penuh makna spiritual. Peristiwa hijrah mengajarkan kita tentang keberanian meninggalkan keburukan, serta membangun peradaban baru yang berbasis keimanan dan akhlak mulia. Dalam konteks pendidikan, hijrah bisa dimaknai sebagai ajakan untuk berpindah dari pendidikan yang sekadar formal menjadi pendidikan yang bermakna dan berdampak karakter.
Baca Juga: Dalami Pemikiran Kiai Hasyim, Antusias 48 Peserta Ikuti Diklat Pendidikan Karakter
Semangat hijrah yang berani, sabar, dan visioner selaras dengan nilai-nilai yang ditanamkan KH. Hasyim Asy’ari dalam pendidikan pesantrennya. Di pesantren, pembentukan karakter berlangsung secara menyeluruh: dari pola hidup sehari-hari, interaksi santri-guru, hingga sistem pengajaran kitab kuning yang sarat nilai-nilai adab dan kebijaksanaan.
Relevansi di Era Modern
Era digital membawa tantangan tersendiri. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang cepat, serba instan, dan penuh distraksi. Nilai-nilai seperti kesabaran, ketekunan, dan rasa hormat mulai terkikis. Di sinilah peran pendidikan karakter menjadi sangat vital. Dan warisan pemikiran Hasyim Asy’ari memberi arah bahwa pendidikan harus dimulai dari hati, bukan hanya dari kepala.
Sekolah dan madrasah perlu meniru pola pendidikan pesantren dalam menanamkan nilai-nilai karakter, bukan sekadar mengejar prestasi akademik. Guru juga harus menjadi teladan akhlak, sebagaimana ditekankan oleh Hasyim Asy’ari bahwa keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada keteladanan pendidik.
Baca Juga: 9 Metode Internalisasi Pendidikan Karakter
Muharram memberikan ruang refleksi: sudah sejauh mana kita membangun pendidikan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter? Dengan meneladani semangat hijrah dan menghidupkan kembali pemikiran KH. Hasyim Asy’ari dalam pendidikan, kita dapat merancang sistem pembelajaran yang lebih menyentuh aspek kemanusiaan. Pendidikan karakter bukan barang asing dalam tradisi Islam. Kita hanya perlu menggali dan mengaktualisasikannya kembali, agar generasi mendatang tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual.
Penulis: Khoirul Umam, Dosen Unhasy Tebuireng Jombang