Sumber gambar: http://islamidia.com/

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Apabila saya tertinggal shalat Tarawih, misal 4 rakaat. Saya mengqodho shalat yang tertinggal di pertengahan Tarawih saat bilal membacakan zikir panjang atau pendek dan doa-doa lain, karena saya ingin shalat Witir diakhir berjamaah bersama imam, bagaimana itu hukumnya pak ustad?

Iqbal, Tangerang

Wa’alaikumsalam Wr. Wb

Terima kasih kepada penanya, saudara Iqbal di Tangerang. Semoga Allah senantiasa memberikan  nikmat iman dan Islam kepada semua dalam menjalankan aktivitas ibadah sehari-hari. Amiin yaa rabbal ‘alamiin.  Adapun ulasan jawabannya sebagai berikut:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bulan Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Bulan yang penuh ampunan ini Allah menurunkan Al Quran yang merupakan petunjuk nyata yang Allah anugerahkan bagi umat Islam. Karenanya di bulan ini sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al Quran. Lebih dari itu, di bulan Ramadan Allah melipatgandakan pahala orang yang membaca Al Quran pada setiap hurufnya, sebagaimana sabda Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

قال رسول الله صلى الله عليه سلم “من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

“Rasulullah Saw bersabda: barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan setara dengan 10 kebaikan yang sama, aku tidak berkata aliflaammiim satu huruf melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (Hadis Imam Turmidzi no. 2910)

Selain membaca Al Quran, di bulan penuh berkah ini Allah secara khusus mensyari’atkan beberapa ibadah tertentu yang memang khusus dilaksanakan di bulan Ramadan, misalnya puasa Ramadan, yang berlandaskan firman Allah Swt dalam surat al Baqorah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dan juga yang sangat menonjol ialah disyariatkannya melaksanakan shalat Tarawih yang berlandaskan hadis Nabi Saw sebagai berikut:

عن أبي هريرة قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب في قيام رمضان من غير أن يأمر فيه بعزيمة ، فيقول: (من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه)

Shalat Tarawih merupakan shalat sunah yang dilaksanakan pada malam hari bulan Ramadan. Hukum melaksanakan shalat Tarawih ialah sunah muakkad dan dianjurkan pelaksanaannya dengan berjamaah. Sedangkan pelaksanaan shalat Tarawih adalah setelah shalat Isya’ sampai fajar shiddiq.

Adapun tata caranya, sebagaimana shalat dua rakaat biasa, namun setelah melakukan dua kali, dianjurkan istirahat terlebih dahulu dan mengisinya dengan zikiran maupun doa. Selain itu juga, jumlah rakaat shalat Tarawih minimal dua rakaat, sedangkan batas maksimal dan yang lebih utama adalah dua puluh rakaat dengan satu salam setiap dua rakaat.

Dalam praktiknya, shalat Tarawih seringkali pelaksanaannya membutuhkan  durasi yang cukup lama dan banyaknya jumlah rakaat yaitu dua puluh rakaat. Oleh karena itu, beberapa orang tidak bisa melaksakan shalat Tarawih secara penuh bersamaan dengan imam, sebab munculnya gangguan-gangguan kecil misalnya ingin ke kamar mandi dan lain sebagainya.

Lalu, bagaimanakah hukum mengqadha shalat Tarawih yang tertinggal di tengah-tengah pelaksanaan Tarawih itu sendiri baik saat pembacaan zikir dan doa yang panjang oleh bilal?

Dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin halaman 122 diperbolehkan seseorang melaksanakan shalat Tarawih di tengah-tengah zikir maupun doa yang dilakukan oleh bilal. Selagi tidak menyebabkan terputusnya persambungan dari shalat Tarawih maupun shalat Witir tersendiri. Namun, hukumnya khilaful aula.

(مسألة: ب) المشهور أن الرواتب هي التابعة للفرائض فقط ، وقيل : يقال للوتر والضحى راتبة ، وأما التخفيف المفرط في صلاة التراويح فمن البدع الفاشية لجهل الأئمة وتكاسلهم ، ومقتضى عبارة التحفة أن الانفراد في هذه الحالة أفضل من الجماعة إن علم المأموم أو ظن أن الإمام لا يتم بعض الأركان لم يصح الاقتداء به أصلا ، ويجوز الفصل بين ركعات التراويح أو الوتر بنفل آخر إذ لا ينقطع إلا عما قبله لكنه خلاف الأفضل.

Diperbolehkan memisah di antara rakaat-rakaat shalat Tarawih atau Witir dengan shalat sunah yang lain karena hal tersebut tidak memutus dari shalat sebelumnya, akan tetapi hukumnya khilaful aula.

Disamping itu mengqadha shalat sunnah yang memiliki waktu tertentu hukumnya sunah, sebagaimana keterangan dalam kitab al Fiqh al Islamy wa Adillatuhu juz 2 halaman 246:

قضاء النوافل: لو فات النفل المؤقت ندب قضاؤه في الأظهر لحديث الصحيحين: «من نام عن صلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها»ولأنه صلّى الله عليه وسلم «قضى ركعتي الفجر لما نام في الوادي عن صلاة الصبح إلى أن طلعت الشمس»، «وقضى ركعتي سنة الظهر المتأخرة بعد العصر» ولأنها صلاة مؤقتة فقضيت كالفرائض سواء في السفر والحضر

Ketika shalat sunah yang mempunyai waktu hilang (menjadi qadha) maka disunahkan untuk mengqadhanya menurut qaul yang Adhar, karena berdasarkan hadis imam bukhori dan muslim: barang siapa yang tidur kemudian meninggalkan shalat dan lupa mengerjakan shalat maka segeralah melaksanakan shalat apabila mengingatnya.

Sekian jawaban singkat dari kami. Semoga dengan ulasan jawaban di atas dapat menambah khazanah keilmuan kita tentang tata cara ibadah khususnya shalat tarawih yang sesuai dengan Al Quran, hadis, dan pemikiran para ulama salaf as shalih. Wallahu ‘alam bisshowab.


*Dijawab oleh Nailia Maghfirah & Muhammad Idris, Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.