tebuireng.online– Duka masih terasa menyelimuti umat muslim mengingat meninggalnya sosok ulama dan da’i yang terkenal senang menulis ini, KH. Zainal Abidin Munawwar. Prosesi pemakaman almarhum dilaksanakan pada Ahad (16/2), tepat pukul 14.00, di makam Sorowajan, Yogyakarta. Jenazah beliau ratusan kali dishalatkan para santri, alumni pesantren, dari masyarakat dari bermacam kalangan sejak Sabtu malam.
Mbah Zainal merupakan Mustasyar PWNU DIY Yogyakarta. Kendati akhir-akhir ini sudah tidak banyak aktivitas di luar, tetapi semangat perjuangannya menjadi vitamin pengurus NU.
Seperti yang dilansir dari NU ONLINE, Ketua LTNNU Yogyakarta HM Lutfi Hamid di Krapyak Yogyakarta mengatakan, KH Zainal Abidin Munawwir ialah kiai yang rajin menulis. Kesibukannya mengajar tidak melalaikannya untuk menyusun kitab yang pada gilirannya diajarkan kepada santrinya. Produktivitas menulis ini patut menjadi perhatian kalangan muda.
Mbah Zainal merupakan sosok yang kreatif. Karya-karyanya berbahasa arab. Salah satunya wadzoiful muta’allim yang hampir sama dengan Adabul ‘Alim wal Muta’allim karya KH Hasyim Asy’ari dan Ta’limul Muta’allim karya Syekh Zarnuji.
Selain karya tentang etika belajar, Mbah Zainal juga seorang ahli fiqih mengarang beberapa karya terkait ilmu fiqih.
Kita tunggu generasi muda yang merupakan penerus cita-cita bangsa. Mampukah mereka mengimbangi para pendahulunya? Mampukah mereka meneruskan perjuangan para ulama-ulama sebelumnya? (UL)