Oleh: Qona’atun Putri Rahayu*

Tahun 1963, di Malang telah lahir cicit perempuan KH. Hasyim Asy’ari bernama Nur Laili Rahmah. Beliau merupakan putri bungsu dari enam bersaudara, dari pasangan KH. Noer Aziz dan Ny. Hj. Djamilah Ma’shum. Kelima saudara beliau adalah; dr. H. Ali Faisal, Sp.A, Drs. H. Umar Faruq, NA, Drs. Thoriq Abd. Ghofar, Hj. Titik Choiriyati, Drs. H. Luqman Hakim.

Sejak kecil, Ny. Lilik panggilan akrabnya, telah mendapatkan pendidikan agama langsung dari orangtuanya. Beliau menempuh pendidikan hingga tingkat Aliyah di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang, kemudian memperoleh gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP PGRI Jombang. Beliau juga menyelesaikan jenjang magister di Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) Tebuireng Jombang. Menginjak umur 25 tahun ibundanya telah meninggal dunia. Kepergian ibunda tercinta tidak menjadikan Ny. Lilik tenggelam dalam lautan duka. Beliau melanjutkan estafet Kepengasuhan Pesantren Seblak bersama saudara-saudaranya yang lain.

Pada tahun 2006, beliau memegang amanah sebagai Kepala Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah “Khoiriyah Hasyim”. Dan sekarang beliau menunaikan amanah menjadi Direktur Utama Yayasan Khoiriyah Hasyim.

Selain itu, Nur Laili Rahmah juga aktif mendampingi, membimbing, dan mengasuh santri. Pernikahan beliau dengan KH. Lutfi Sahal, Lc dikaruniai empat putra putri yang bernama; Fauziyah Cahyaning Tyas, Abdullah, Aisha, dan Ahmad Nuruddin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam membimbing, Ny. Lilik merupakan sosok Ibu Nyai yang disiplin dan telaten. Ketika beliau masih sehat dan sang suami juga masih sehat, tak jarang beliau mengobraki santri untuk solat berjamaah tepat pada waktunya.

Di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak, beliau turut membantu mengajar dan mendidik santri bersama pengasuh yang lain. Adapun yang pernah beliau ajarkan adalah Bahasa Inggris, selain itu beliau juga mengajarkan keputrian; membuat kue, membuat kerajinan. Beliau juga pandai dalam hal memanage waktu, memanage segala hal urusan. Selain menekuni dunia pendidikan, beliau juga perhatian terhadap tanaman dan hewan.

“Sayangi tanaman, sirami terus, nanti kamu juga akan didoakan olehnya,”dawuhnya.

Ny. Lilik juga merupakan sosok ibu Nyai yang sangat perhatian terhadap nasib santri-santrinya, Jika beliau bertemu dengan santrinya, tak jarang bertanya soal pekerjaan mereka. Jika ditemukan santri yang masih malas mengaji, jamaah sering masbuk, tak akan ada bosannya untuk menasihati.

*Mahasiswi Universitas Hasyim Asy’ari