sumber ilustrasi: alif.ID

Oleh: Yuniar Indra*

Nabi Muhammad saw. terlahir dari keturunan orang-orang mulia. Mereka termasuk penguasa, pemimpin, dan punya kedudukan tinggi di kalangan bangsa Arab. Kakek buyutnya masyhur dengan keberanian dan kebijaksanaannya. 

Pertama, Mu’ad. Beliau adalah sosok ahli perang dan strategi dari kalangan bani Ismail a.s. Ia tidak akan memerangi seorang pun kecuali orang itu kembali ke Nasrani. Mu’ad merupakan bapak bangsa Arab. 

Kedua, Nizar. Beliau adalah tokoh paling tampan pada zamannya, dan juga cerdas. 

Ketiga, Mudhar. Sosok tampan seperti Nizar, tak seorang pun yang tidak tertarik ketika melihatnya. Salah satu kalam hikmahnya yakni, “Yang paling baik adalah perkara baik yang disegerakan. Maka singkirkanlah segala yang mencegah dan menghalanginya. Tak ada keadilan dan keburukan kecuali dengan kesabaran bagai tetesan perahan (sedikit demi sedikit)”. Ia punya suara yang merdu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keempat, Ilyas. Sosok yang menyerupai Lukman al-Hakim di masyarakatnya. Salah satu kalam hikmahnya yakni, “Barang siapa yang menanam kebaikan, maka menuai kebahagiaan. Barangsiapa yang menanam keburukan, maka memanen penyesalan.”

Kelima, Fihr. Tokoh yang memasyarakatkan suku Quraisy. Ia adalah sosok yang bijaksana. Beliau mencari-cari orang yang membutuhkan, lalu mengayominya dengan harta. 

Keenam, Ka’ab. Kakek ke-8 dari Umar ibn Khattab RA. Beliau adalah orang yang mengumpulkan masyarakatnya di hari ‘Arubah/Rahmah/Jum’at untuk memberitahu mereka tentang kelahiran keturunannya nanti, Muhammad. Dan memerintah mereka agar mengikutinya. 

Ketujuh, Murrah. Kakek ke-6 Rasulullah dan Abu Bakar Siddiq. Juga termasuk kakek buyut Imam Malik.

Kedelapan, Kilab. Nama aslinya Hakim atau Urwah. Dijuluki Kilab karena banyak berburu dengan tombak. Konon beliau adalah orang yang memberikan nama-nama bulan Arab yang digunakan hingga saat ini. 

Kesembilan, Qushaiy. Lahir sekitar 400 M, dengan nama Zaid. Ia orang yang menyalakan api di tanah Muzdalifah (tanda peradaban). Beliau juga yang merenovasi Ka’bah untuk pertama kalinya setelah Ibrahim. Qushaiy juga menjadi pemegang kunci Ka’bah, penyedia air minum orang haji, dan memberi mereka makan. Ketika akan wafat ia meminta agar dijauhkan dari miras, karena ia tahu efek negatif miras. Qushaiy wafat pada 480 M, ia hidup selama 80 tahun. 

Salah satu kalam hikmahnya yakni, “Barangsiapa yang memuliakan barang kotor, maka ia temannya. Barangsiapa yang berharap kebaikan pada hal yang buruk, maka mendapat keburukan. Barangsiapa yang tidak berbuat kebajikan, maka memperoleh kehinaan. Barangsiapa yang berusaha di atas kemampuannya, pasti merasa kurang. Kedengkian adalah musuh kecil.” 

Kesembilan, Abd Manaf. Nama aslinya Mughirah. Orang-orang menjulukinya bulan (قمر البطحاء) bulan sungai, karena ketampanannya. Juga dijuluki (الفياض) karena kebajikannya. Ia kakek ke-4 Usman ibn Affan, dan kakek ke-12 Imam Syafi’i. 

Kesepuluh, Hasyim. Beliau memimpin kaum Quraisy sepeninggal Abd Manaf. Saat itu suku Quraisy terkena kelaparan karena musim panas. Hasyim pergi ke Syam membeli roti dan kue, lalu membawanya ke Makkah. Ia menumbuknya dan memasak daging unta untuk jadi bubur dan dibagikan. 

Ia adalah orang yang pertama kali mentradisikan rihlah Quraisy. Rihlah Syita’ (perjalanan musim dingin) ke Yaman dan Habasyah dan Rihlah Shaif (perjalanan musim panas) ke Syam. Hal itu diabadikan dalam Qur’an surah Al-Quraisy. 

Kesebelas, Abdul Mutholib. Nama kecilnya Syaibah al-Hamd, karena ia lahir punya uban serta dinanti-nanti oleh manusia kelahirannya. Ia tidak pernah menyembah berhala seumur hidupnya. Beliau punya tempat makan burung di atas gunung. Hal itu menunjukkan perasaan lembut dan pecinta binatang yang dimilikinya. Umurnya mencapai 120 tahun lebih. 

Itulah, sosok-sosok yang membawa Nur Muhammad saw. hingga terlahir dari rahim ibundanya, Aminah. Mereka tokoh mulia, pemimpin, serta jauh dari perbuatan hina.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.

**Artikel ini disarikan dari kitab Muhammad karya Muhammad Ridha.