Peradaban zaman bergerak begitu cepat. Indsutri 1.0 yang ditemukan pada abad ke-18 memerlukan waktu 100 tahun untuk menuju indsutri 2.0. Begitupula industri 2.0 harus melewati 100 tahun untuk menuju industri 3.0 akan tetapi dari industri 3.0 hanya membutuhkan 20-30 tahun untuk menuju industri 4.0, yang mana perkembangan ini sangat pesat dan tidak terduga sebelumnya.

Perkembangan ini tidak bisa kita tolak, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus bersaing dengan perubahan zaman yang sangat cepat.

Dalam buku “Parenting 4.0”, karya R.D. ASTI kita akan dibawa ke pemahaman tentang tata cara mendidik generasi Z.

Generasi Z menurut R.D. ASTI, ialah generasi yang lahir pada era (1995-2010) di era yang teknologi melesat dengan sangat cepat pada perkembangannya. Sehingga segala tata laku kehidupan generasi Z tidak terlepas pada peranan teknologi.

Generasi Z memiliki karakter terbuka, mungkin hal ini juga ada kaitannya dengan adanya teknologi dan internet. Generasi Z merupakan generasi yang lahir setelah adanya internet. (hal. 12)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam perjalanannya, banyak orang tua yang cukup dikatakan gagap dalam memberikan edukasi terhadap putra-putrinya yang berada pada fase tumbuh kembang di tengah pergolakan arus informasi yang sangat cepat.

Tantangan terberat yang harus ditempuh oleh para orang tua, bagaimana dapat memberikan pengertian secara baik terhadap putra-putrinya agar dapat menggunakan internet sebaik mungkin.

Dengan adanya keilmuan dan pengetahuan yang memadai pada bidang internet, dapat dipastikan peran orang tua dalam mendidik putra-putrinya akan memberikan secercah harapan yang baik untuk kedepannya.

Salah satu upaya yang wajib diajarkan oleh para orang tua ialah pendidikan literasi digital. Menurut Unggul Sagena, 2019 mengungkapkan tentang literasi digital sebagai salah satu bentuk komponen penting dalam mencerna sebuah berita.

Kemampuan paling sederhana adalah membedakan antara produk jurnalistik dengan perputaran opini yang seringkali tidak kredibel.

Selaras dengan Unggul Sagena, Rahaihanah yang mengutip dari web Darunnajah.com mengungkap bahwasanya literasi digital adalah sebuah kecakapan atau sebuah kepahaman seseorang dalam menggunakan media digital dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi.

Literasi digital menjadi sebuah kebutuhan mendesak kita saat ini sebab kemajuan teknologi yang tidak dapat diimbangi oleh kecerdasaan dalam menggunakan teknologi modern.

Hal tersebut menjadikan masyarakat untuk dapat memilih dan memilah informasi yang baik dan tepat.

Literasi digital menjadi sangat penting bagi kita karna dapat membawa dampak yang luar biasa antara lain yakni;

(1) Dapat membuat kita berfikir kritis, kreatif dan inovasi; (2) Memcahkan masalah yang terjadi; (3) Lebih mengetahui arti dari pemanfaatan teknologi modren; (4) Tidak menggunakan teknologi sebagai wadah untuk melakukan kejahatan; dan (5) menjadi pengguna yang baik.

Pada buku ini R.D. Astri, menjelaskan bahwa teknologi masih wewenang orang tua. Pada umumnya, anak-anak sangat menghormati peraturan pemerintah yang ditetapkan orang tua.

Mereka ikut membantu dalam melakukan tugas-tugas di rumah. Menjadi siswa yang baik, dan pulang ke rumah tepat waktu. Di samping itu, orangtua harus memberikan pengertian kepada anak bahwa ketika mereka menggunakan teknologi, orang tua juga harus membantu dan memberi peraturan. Secara tidak langsung orangtua juga harus menjadi mentor, bukan hanya memantau. (Hal. 53-55)

Pada akhirnya, orang tua masih memiliki peranan penting pada perkembangan putra-putrinya meskipun tidak secara langsung memantau di dunia nyata.

Memantau perkembangan anak-anak serta pergaulan di dunia maya menjadi tambahan tugas utama para orang tua untuk dapat melihat sejauh mana perkembangan anak-anak dalam proses berkembang.

Judul Buku: Parenting 4.0, Mendidik Anak Di Era Digital
Penulis: R.D ASTI
Tebal: viii+176 halaman
Penerbit: Caesar Pubslisher
Cetakan: pertama, 2019
ISBN : 9786025964114
Peresensi: Dimas Setyawan