
Buku Yang Katanya Cemara adalah karya pertama dari Vania Winola Febriyanti, seorang penulis dan konten kreator yang juga tengah menempuh pendidikan S1 di Universitas Airlangga, Surabaya. Dengan latar belakang sebagai seorang perempuan dengan zodiak Pisces, Vania menulis buku ini sebagai bagian dari perjalanan hidupnya dan ingin memberikan motivasi bagi orang lain yang mengalami kesulitan serupa.
Buku ini dibuka dengan sebuah intro yang mengisahkan pandangan awal Vania tentang kehidupan yang ideal. Di usia muda, ia sempat merasa hidupnya sempurna, dengan keluarga yang bahagia dan penuh keceriaan. Namun, di usia 6 tahun, kata sempurna itu berubah menjadi fana. Sejak saat itu, Vania mulai menyadari bahwa tidak semua yang tampak indah di luar akan selalu sesuai dengan kenyataan.
Cerita dalam buku ini berfokus pada pengalaman Vania saat masih kecil yang harus menyaksikan perceraian orang tuanya. Di usia yang sangat muda, ia harus menghadapi kenyataan bahwa orang tuanya—yang ia anggap sebagai pasangan yang saling mencintai—akan berpisah. Hal ini membuat Vania merasa kehilangan dan bingung, karena apa yang selama ini ia anggap sebagai keluarga utuh, ternyata telah retak.
Buku ini tidak hanya menceritakan tentang perceraian, tetapi juga tentang perjalanan hidup Vania yang penuh dengan cobaan. Selain menghadapi perceraian, ia juga harus berhadapan dengan masalah pertemanan, perundungan (bullying), serta penerimaan terhadap orang baru dalam hidupnya. Salah satu kutipan yang cukup menyentuh dalam buku ini adalah…
“Jadi selama ini, aku hidup dalam keluarga yang tidak ada,” yang menggambarkan rasa kehilangan dan kekecewaan mendalam seorang anak yang tidak tahu tentang perceraian orang tuanya. Selain itu, kalimat dari ibu Vania, “Terkadang lebih baik melepaskan daripada memaksakan, nak,” memberikan perspektif tentang bagaimana orang tua harus mengambil keputusan yang sulit demi kebahagiaan anak mereka, meskipun itu sangat berat.
Dalam bukunya, Vania berhasil menyampaikan segala konflik dengan cara yang sangat sederhana dan polos, seperti seorang anak kecil yang sedang berbicara. Kalimat-kalimatnya begitu lugu dan mudah dipahami, memberikan kesan bahwa penulis mampu mengemas emosi dan pengalaman pribadinya dengan sangat baik. Pembaca akan merasakan betapa dalamnya perasaan yang dialami Vania ketika menghadapi berbagai perubahan besar dalam hidupnya, mulai dari perceraian orang tua hingga pertemuan dengan figur orang baru yang datang dalam kehidupannya.
Buku ini memberikan banyak pelajaran dan motivasi, terutama bagi mereka yang mengalami broken home, untuk terus tumbuh dan berkembang meskipun tidak berada dalam keluarga yang utuh. Vania dengan jujur dan terbuka mengungkapkan kisahnya, memberikan inspirasi bagi setiap pembaca bahwa meskipun hidup tidak sempurna, kita tetap bisa bangkit dan menjalani hidup dengan penuh harapan.
Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang mencari motivasi dalam menghadapi cobaan hidup, terutama bagi mereka yang sedang berjuang untuk menerima kenyataan dan membangun kembali kebahagiaan dalam hidup.
Judul: Yang Katanya Cemara
Penulis: Vania Winola Febriyanti
Penerbit: PT Bukune Kreatif Cipta
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2023
Tebal: 228 Halaman
ISBN: 978-602-220-781-4
Peresensi: Wan Nurlaila Putri