Tiga mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng foto bersama usai mendapatkan penghargaan juara 2 lomba debat tematik di Harlah 1 Abad Pesantren Ploso Kediri. (dok. pribadi)

Tebuireng.online— Tiga mahasantri Ma’had Aly Tebuireng berhasil meraih Juara 2 dalam Olimpiade Santri Nusantara yang diselenggarakan oleh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri pada 11-12 Desember 2024. Mereka adalah M. Rasyid Irfan asal Kalimantan Selatan, Wildan Husin dari Pasuruan, dan M. Husnu Widadi dari Probolinggo. Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan Harlah 1 Abad Pesantren Al-Falah Ploso.

Adapun lomba yang mereka ikuti adalah debat tematik yang mengangkat isu-isu fiqih kontemporer, terutama yang sedang berkembang di Indonesia, seperti pemberlakuan hukum had, kebijakan larangan thrifting, hukuman mati bagi koruptor, serta kewajiban manfaat haji terkait dengan antrian panjang (waiting list).

“Kami membahas berbagai masalah fiqih kontemporer yang relevan dengan kondisi Indonesia saat ini,” ujar Rasyid Irfan kepada tim Tebuireng Online.

Dalam menghadapi lomba ini, tim Ma’had Aly Tebuireng mengaku telah mempersiapkan diri dengan belajar dan berlatih selama dua bulan.

“Kami sudah membuat jadwal latihan agar tidak bertabrakan dengan kegiatan lain, dan mempersiapkan materi dengan matang,” ungkap Wildan Husin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun, persiapan mereka sempat terganggu ketika salah satu anggota tim, Ma’sum Ahlul Choir, harus mengundurkan diri akibat musibah tiga hari sebelum lomba. “Tentu saja ini menjadi tantangan besar bagi kami, tetapi alhamdulillah kami berhasil menemukan pengganti yang tepat,” kata Husnu Widadi.

Baca Juga: Di 1 Abad Pesantren Ploso, Mahasantri Tebuireng Raih Juara MQK Shohih Bukhori

Setelah berlatih keras, mereka mampu menunjukkan penampilan terbaik mereka di atas panggung. “Penilaian juri meliputi penguatan teori, sumber referensi, cara menyampaikan argumentasi, serta sikap kami di atas panggung,” jelas Wildan.

Penampilan mereka mendapatkan respon positif dari dewan juri, dan akhirnya meraih Juara 2 dengan hadiah berupa sertifikat dan uang pembinaan sebesar 7,5 juta rupiah.

Rasyid mengungkapkan bahwa lomba ini memberikan dampak yang besar terhadap semangatnya. “Lomba ini sangat berkesan, memacu semangat dan mental kami karena kami merasa ini adalah lomba yang sangat bergengsi. Harapannya ke depan kami bisa lebih baik lagi,” kata Rasyid.

“Kami memang sudah lama menggeluti bidang ini, dan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami,” tambah Husnu lagi.

Atas pencapaian ini, mereka berharap dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif di bidang perdebatan dan ilmu fiqih.



Pewarta: Albii