Sumber gambar: Dokumentasi dr. A Wahyudi Utomo

Organisasi ini bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang disingkat menjadi IPNU. Didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir tahun 1373 H., bertepatan dengan 24 Februari 1954 M. di Semarang. Tokoh pendiri IPNU adalah M. Syufjan Cholil (Yogyakarta), H. Mustahal (Solo) dan Abdul Goni  Farida (Semarang) dengan Ketua Umum petama M. Tolchah Mansoer. Ikata Pelajar Nahdlatul Ulama berakidah atau berasas Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut salah satu madzhab empat, yaitu; Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, IPNU berdasarkan pada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan  keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan keagamaan ini, befungsi sebagai wadah perjuangan, kaderisasi, penguatan dan komunikasi pelajar NU.

Adapun tujuan dari IPNU yaitu, terbentuknya pelajar bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Sementara itu, batas usia anggota IPNU adalah 13 sampai 28 tahun. Setiap pelajar Islam yang menyatakan keinginan untuk menjadi anggota IPNU dan siap menaati peraturan dasar dan peraturan rumah tangga IPNU dapat diterima menjadi anggota, melalui mekanisme Makesta.

Sedangkan struktur organisasi IPNU adalah sebagai berikut :

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  1. Pimpinan Pusat (PP) untuk tingkat nasional, (masa khidmat 3 tahun)
  2. Pimpinan Wilayah (PW) untuk tingkat propinsi, (masa khidmat 3 tahun)
  3. Pimpinan Cabang (PC) untuk tingkat kabupaten/kota,  (masa khidmat 2 tahun)
  4. Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) untuk luar negeri, (masa khidmat 2 tahun)
  5. Pimpinan Anak Cabang (PAC) untuk tingkat kecamatan, (masa khidmat 2 tahun)
  6. Pimpinan Ranting (PR) untuk tingkat desa atau kelurahan, (masa khidmat 1 tahun)
  7. Pimpinan Komisariat (PK) untuk lembaga pendidikan,  (masa khidmat 1 tahun)

LAMBANG IPNU

Lambang organisasi berbentuk bulat, berarti kontinuitas

Warna dasar hijau tua, berarti subur

Warna kuning melingkar, berarti hikmah dan cita-cita yang tinggi

Warna putih yang mengapit warna kuning, berati suci

Sembilan bintang melambangkan  keluarga Nahdlatul Ulama,

yaitu:

  • Lima bintang di atas yang satu besar di tengah melambangkan Nabi Muhammad, dan empat lainnya di kanan dan kirinya melambangkan khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib)
  • Empat bintang berada di bawah melambangkan madzhab empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali

Kata IPNU dicantumkam di bagian atas yang menunjukkan nama organisasi

Keterangan :

  1. Warna dasar hijau
  2. Garis kuning melingkar
  3. Dua garis putih mengapit gariskuning
  4. Akronim IPNU, warna putih
  5. Tiga titik pemisah akronim IPNU, warna putih
  6. Garis lurus tiga di kiri, tiga dikanan, warna putih
  7. Sembilan bintang, warna kuning
  8. Dua kitab, warna putih
  9. Dua bulu angsa menyilang, warnaputih

Tiga titik di antara kata IPNU mewakili slogan Belajar, Berjuang, Bertaqwa. Enam strip pengapit huruf IPNU, berati rukun iman. Dua kitab di bawah bintang berati al-Qur`an dan al-hadits. Dua bulu angsa bersilang di bawah kitab berarti sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama.

Daftar Bacaan:

–  PD/PRT IPNU

–  Asrorun Niam Sholeh dan Sulthan Fatoni, Kaum Muda NU dalam Lintas Sejarah 50 Tahun Pergulatan dan Kiprah IPNU dalam mengabdi Ibu Pertiwi. Jakarta: eLSAS, 2003

–  Caswiyono Rusdie Cakrawangsa dkk. KH. Tolchah Mansoer Biografi Tokoh NU yang Terlupakan.  Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2009.

–  Iip D. Yahya, Ajengan Cipasung Biografi KH. M. Ilyas Ruhiat . Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006


Disarikan dari berbagai buku. Disusun oleh Izzatul Mufidati.