sumber ilustrasi: yoannafayza

Oleh: Fajar Hadi Tri Wibowo*

Inner child merupakan pengalaman masa kecil yang kemudian menjadi bagian dari diri manusia. Inner child dapat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang. Inner child adalah dampak dari pengalaman yang terjadi di masa lalu yang belum selesai dengan baik. Pengalaman yang belum selesai dengan baik ini akan memberikan luka batin yang akan berdampak pada kehidupan seseorang. Berbeda dengan pengalaman yang kurang baik, pengalaman masa kecil yang baik akan membawa dampak yang baik pula bagi kehidupan seseorang. Inner child akan membentuk manusia dewasa dengan perilaku tertentu yang tidak ia sadari (unconsious).

Biasanya luka batin masa kecil didapatkan dari bentuk perilaku orang lain untuk menunjukkan cintanya kepada anak-anak yang justru malah menjadi pengalaman yang kurang baik. Tak jarang, orang tua melakukan tindak kekerasan fisik maupun batin kepada anaknya dengan dalih sebagai bentuk cinta dan kasih. Tindakan tersebut contohnya seperti memukul, mengabaikan, dan berbicara dengan nada tinggi. Umumnya, individu yang memiliki problematika berupa inner child akan merasa kurang percaya diri, berperilaku adiktif dan kompulsif, bahkan terlalu menggantungkan hidup kepada individu yang lain.

Peristiwa yang dapat menimbulkan inner child salah satu contohnya adalah ketika seseorang anak mengalami broken home dan menyaksikan orang tuanya tidak harmonis. Anak tersebut akan menunjukkan sikap kurang percaya diri, takut menjalin hubungan asmara, dan sulit percaya dengan orang lain. Trauma yang didapatkan oleh seorang anak yang merupakan akibat dari ketidakharmonisan orang tuanya inilah yang menimbulkan berbagai perilaku yang dapat berpengaruh pada sikap anak tersebut ketika masa dewasa nantinya.

Trauma masa kecil akan menimbulkan berbagai dampak negatif seperti anti kritik, mudah tersinggung, kurang percaya diri, terlalu emosional, dan takut menjalin hubungan karena takut disakiti. Berbagai perilaku tersebut merupakan bentuk pertahanan diri dari bahaya yang diciptakan oleh lingkungan selama masa pengasuhan semasa kecil. Sebagai calon orang tua, yang mungkin juga memiliki inner child dan belum bisa berdamai, dapat berdampak pada pola asuh kita kepada keturunan kita nantinya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Inner child dapat memunculkan rolmodeling, yaitu meneruskan sikap orang tua yang tidak kita sukai kepada anak kita tanpa kita sadari. Perilaku yang menjadi pemicu inner child yang diberikan oleh orang tua pada masa dahulu tak jarang membuat orang tua pada masa kini merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang normal. Tanpa sadar kita akan meneruskan sikap yang telah dinormalisasi tersebut kepada keturunan kita.

Selain dari pola asuh yang kurang sesuai, masa-masa sulit yang dialami oleh anak-anak juga dapat menjadi penyebab inner child. Salah satunya adalah permasalahan dari ketidakstabilan ekonomi keluarga dan ketidakstabilan emosi orang tua dalam menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis dan setia. Peristiwa tersebut dapat menimbulkan trauma bagi seorang anak. Gejala awal dari inner child adalah timbulnya rasa marah, rasa sedih, serta rasa takut yang merupakan dampak dari trauma masa kecil.

Biasanya, untuk menghindari dampak dari trauma tersebut individu terkait akan menghindari, mengabaikan, dan menekan luka masa kecil tersebut dengan harapan bahwa luka tersebut akan hilang. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan muncul sikap menonjol yang menyerupai penyebab luka batin masa kecil seseorang. Mengetahui hal tersebut, maka terapi penyembuhan inner child menjadi sangat krusial. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai terapi penyembuhan inner child:

Melalukan sesi Ho’oponopono secara mandiri
Terapi ini dilakukan dengan melakukan selftalk dengan tujuan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, termasuk dengan inner child kita. Terapi ini dilakukan dengan 3 kalimat positif, yaitu:

I am sorry, berkata jujurlah kepada diri sendiri bahwa seorang individu telah salah dengan membiarkan dan menekan perasaan emosinya.

Please forgive me, minta maaflah kepada diri sendiri dengan tulus dan jujur bahwa kita telah menyesal tidak berusaha berdamai dengan inner child sejak dahulu.

Thank you, berterima kasihlah kepada diri sendiri karena telah kuat untuk hidup bersama inner child selama ini. Bersyukurlah karena memiliki pengalaman hidup yang menekan kita untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.

Belajar membuka diri
Bagi seseorang dengan inner child, bukanlah hal yang mudah untuk membuka diri kepada orang lain. Oleh karena itu proses untuk berdamai dengan inner child akan menjadi panjang dan melelahkan.

Menuliskan perasaan dengan jujur
Menuliskan luka batin dapat membuat hati seseorang menjadi lebih lega karena tidak lagi harus menanggung luka sedih itu sendirian. Meskipun demikian, bagi beberapa orang sangat sulit untuk mengingat peristiwa yang menyebabkannya memiliki inner child karena harus membuka luka lama.

Inner child yang sudah terlanjur muncul akan mempersulit kehidupan remaja terkait karena merasa selalu diawasi. Inner child akan terus ada dalam diri seseorang. Maka, perlu adanya proses untuk mendamaikan antara individu terkait dan mengkomunikasikannya dengan orang yang bersangkutan.

Untuk berdamai dengan inner child langkah yang biasa digunakan adalah memaafkan dan menyembuhkan. Hal ini tidaklah mudah untuk dipraktikkan, tetapi mengenali dan memahami tentang inner child juga dapat membentuk seseorang menjadi lebih kuat. Sehingga, tak jarang masalah yang datang justru dapat menjadi sarana penyembuhan atau selfhealing.

*Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta.