Oleh: Yasinta*
Malam Jumat adalah malam yang paling baik, dan hari Jumat pun menjadi hari yang paling baik diantara hari-hari lainnya. Rasulullah pernah bersabda,”Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyak lah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan ditunjukkan kepadaku. Para sahabat berkata:”Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah? Nabi bersabda: ”Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (HR.Abu Dawud,Ibnu Majah,An-Nasa’i).
Dari hadist di atas menunjukkan bahwa hari Jumat menjadi hari yang dipenuhi dengan berkah dan pahala yang berlimpah, sehingga kita sebagai umat muslim agar tidak merugi hendaklah kita memperbanyak segala amalan-amalan dalam ajaran Islam baik yang bersifat wajib maupun sunah, contohnya seperti memperbanyak membaca shalawat, tentunya bukan hanya dihari Jumat saja tapi juga di hari-hari lainnya namun di sini ditekankan agar lebih digiatkan lagi pada malam atau hari Jumatnya.
Jumat legi (manis) menjadi salah satu hari yang yang dianggap sakral oleh masyarakat umum karena sesuai dengan adat Jawa yang meyakini adanya keutaman dan fadilah dibalik Jumat legi, sedangkan dalam agama Islam hari Jumat disebut sayyidil ayyam yaumul jum’ah jadi karena adanya kulturisasi antara adat dan agama menghasilkan suatu kebiasaan dan keyakian yang baik mengenai tentang Jumat legi baik menurut agama maupun adat kebiasaan.
Hal ini juga diakui oleh santri Khoiriyah Hasyim. Pada Jumat Legi mereka memiliki aktivitas yang jauh dari biasanya. Khusus pada Jumat legi santri Khoiriyah Hasyim melakukan tradisi atau kegiatan rutinan, setiap malam Jumat biasanya para santri melaksanakan kegiatan istigosah dan yasinan di asrama masing-masing, berbeda pada waktu malam Jumat legi para santri melaksanakan shalat jamaah magrib yang dilanjutkan dengan membaca istigosah dan yasinan kubro, sedangkan setelah shalat Isya para santri tetap berkumpul bersama di dalam masjid guna menggemuruhkan shalawat nabi dengan membaca diba’ bersama.
Pada pagi harinya para santri juga melaksanakan ziarah kubur dimakam para dzurriyah yayasan khoiriyah hasyim yang tempatnya berada dekat dengan pondok peesantren Al-mahfudz, selanjutnya ziarah dilanjutkan menuju makam dzurriyah-dzurriyah Tebuireng. Selain itu santri semakin mempermanis hari Jumat legi dengan kegiatan khatmil quran yang alhamdulilah berjalan dengan lancar.
Itu adalah salah satu contoh bagaimana memanfaatkan waktu yang diutamakan dalam kebaikan. Agar tidak menjadi orang rugi, sepantasnyalah kita untuk berlomba-lomba mengisi waktu dengan hal-hal positif, dan ibadah pada Allah, tidak hanya dalam hal kewajiban, namun juga pada ibadah-ibadah sunnah lainnya.
*Penulis adalah mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang.