Sumber gambar: https://www.ruangmuslimah.co

Oleh : Umdatul Fadhilah*

Manusia adalah makhluk sosial, yang tak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Dalam bersosialisasi dibutuhkan komunikasi. Komunikasi dapat berjalan bila dua orang atau lebih dapat menyampaikan apa yang ada di pikirannya secara jelas dan benar.

Seseorang mungkin dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikannya dengan baik dan nyambung. Namun, dalam penyampaian diperlukan etika. Sebuah tata krama dalam melakukan sesuatu. Di dalam hati manusia, siapa yang tahu. Bisa jadi, sengaja maupun tidak disengaja ada tutur kata kita yang telah goreskan luka pada hati seseorang. Membuatnya tersinggung dan kecewa. Akibatnya diam-diam kita tidak dipedulikan. Membuatnya enggan untuk berkomunikasi dengan kita lagi, semua itu berakibat pada rengganggnya suatu hubungan, putusnya silaturahmi. Naudzubillah jangan sampai seperti itu.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim yang selalu mengharap ridha Allah SWT. pasti ingin selalu menjaga tali silaturahmi. Salah satunya dengan menjaga lisan, tutur kata dalam berkomunikasi. Terutama wanita. Tutur katanya yang terkenal lembut bisa meluluhkan siapa saja yang mendengar begitu pun sebaliknya bila ia sedang marah tak terkendali, lidahnya bagai pisau yang baru diasah oleh siempunya.

Jadi, meski sedang marah ataupun tidak, hendaknya sebagai muslimah dapat menjaga tutur katanya. Tanpa disadari, tutur kata berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kecil saja, si A di sukai teman-teman sekelasnya karena tutur kata yang keluar dari mulutnya selalu kata-kata yang baik, tak pernah sedikitpun menyakiti hati temannya. Kemudian, sang motivator didengarkan kata-kata bijaknya karena ia mengerti seni bertutur kata. Semua itu salah satu dari perwujudan dari kelembutan bertutur kata.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun sebagai muslimah, meski dianjurkan untuk selalu berkata yang baik dan lembut. Tidak diperbolehkan untuk mendayu-dayu atau seperti merayu, secara lembut berbicara kepada lawan jenisnya.

Hal ini telah dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Ahzab ayat 32 yang artinya “Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka, janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara)677 dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya,678 dan ucapkanlah perkataan yang baik.” dapat kita simpulkan bahwasanya Allah menganjurkan wanita untuk menjaga diri dengan cara menjaga tutur katanya, wanita tidak diperkenankan untuk berkata lemah lembut kepada yang bukan muhrimnya. Hal itu semata untuk melindungi wanita dari fitnah dan dari perbuatan maksiat.

Jadi, meski muslimah dianjurkan untuk selalu menjaga lisannya dalam bertutur kata, tetap tidak diperkenankan untuk berbicara dengan lembut dengan nada yang mungkin bisa menarik yang mendengarkannya, apalagi bukan muhrimnya, tentu sangat berbahaya dan dikhawatirkan menimbulkan dosa. Maka, bertuturkatalah sewajarnya, yang tidak menyakiti hati seseorang. Karena menjaga itu lebih baik daripada mengobati. Mengobati luka seseorang jauh lebih sulit bila dibanding luka sendiri. Marilah kita sama-sama untuk selalu menjaga lisan dengan kelembutan bertutur kata. Mudah-mudahan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin.


*Penulis adalah mahasiswa Unhasy, Santri Pesantren Walisongo Cukir Jombang.


Sumber: Al Quran

677: Berbicara dengan sikap yang menimbulkan orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.

678: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan perempuan seperti melakukan zina.