Suatu pagi Cak Badrun dan Cak Jahlun menghadap ke dalem kasepuhan. mereka bermaksud menemui Kyai Sepuh. Kyai sepuh mempersilahkan mereka dan bertanya tentang maksud dan tujuannya.
Kyai Sepuh : “Ada perlu apa kalian kemari?”
Cak Badrun : “Saya mau pamit boyong kyai”
Kyai Sepuh : “Oh iya, kenapa?”
Cak Badrun : “Saya mau nikah”
Kyai Sepuh : “Alhamdulillah… Kapan?”
Cak Badrun : “Tanggal 15 Pebruari, 4 Ba’do mulud hari Jumat kyai”
Kyai Sepuh : “Sama siapa?”
Cak Badrun : “Dengan Ning Minah Putrinya H. Syamsul”
Kyai Sepuh : “Iya, saya doakan semoga kalian menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dan mendapat ilmu yang manfaat dan barokah”
Cak Badrun : “Amin..”
Selesai Cak Badrun kini giliran Cak Jahlun
Kyai Sepuh : “Kalau sampeyan ada perlu apa cak?”
Cak Jahlun : “Saya sama dengan Badrun Kyai, mau nikah juga”
Kyai Sepuh : (agak kaget) “Alhamdulillah.. (ternyata ada juga yang mau sama Cak Jahlun). Kapan Cak?”
Cak Jahlun : “Tanggal 8 Maret Kyai, Cuma….”
Kyai Sepuh : “Cuma kenapa Cak?”
Cak Jahlun : “Anu kyai… saya kan yatim piatu…”
Belum selesai cak jahlun bicara, kyai sepuh langsung memotong pembicaraan santrinya dengan rasa iba
Kyai Sepuh : “Sampeyan tidak usah sedih cak, sampeyan sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Saya yang akan menjadi keluarga sampeyan dan kalau perlu acaranya kita adakan di pondok”
Cak Jahlun : “Terima kasih kyai, tapi anu…”
Kyai Sepuh : “Anu apa lagi cak??”
Cak Jahlun : “Calon mempelai wanitanya belum ada”
Kyai Sepuh : “c!@#$%^&*()(*&^%” (F@R)