Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saat melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Pesantren Tebuireng, Selasa (09/01/2018). (Foto: Ibad)

Tebuireng.online- Pesantren Tebuireng selalu menjadi tempat belajar bagi lembaga pendidikan lain di negeri ini. Hampir setiap minggu Pesantren Tebuireng menerima tamu dalam rangka studi banding dan kunjungan. Hal itu diakui bahwa mereka ingin mengetahui lebih dalam bagaimana sitem pendidikan, manajemen pendidikan, atau kurikulum pendidikan yang digunakan oleh Pesantren Tebuireng. Salah satu kunjungan pesantren dalam minggu ini dilakukan oleh 80 mahasiswa Manajemen Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tepatnya, Selasa (09/01/2018) rombongan dari UIN tersebut tiba di Pesantren Tebuireng. Mereka mengaku hal itu adalah dalam rangka silaturahmi dan studi komparatif ke Pesantren Tebuireng yang dikenal telah banyak memiliki alumni yang sukses di berbagai daerah. Selain itu, kunjungan ini merupakan upaya meningkatkan wawasan mahasiswa terkait manajemen pondok pesantren.

Puluhan mahasiswa yang ikut dalam kunjungan tiba di kawasan Pesantren Tebuireng langsung menuju ke Aula Yusuf Hasyim lantai 3. Acara dimulai pukul 07.00 Wib hingga pukul 09.00 Wib. Silaturahmi berjalan dengan lancar. Dalam pertemuan kunjungan tersebut, Pesantren Tebuireng diwakili oleh kepala pondok putra, Ustad Iskandar, wakil kepala pondok putra, Ustad Selamet Habib, dan Ustad Abdul Malik, serta yang bertugas menjadi moderator adalah sekretaris pondok putra, Ustad Samsul Arifin.

Dalam sambutannya, Ustad Iskandar menyampaikan secara singkat sistem pendidikan di Pesantren Tebuireng, menerangkan unit-unit pendidikan yang ada di lingkungan Pesantren Tebuireng, serta menjelaskan bahwa di Tebuireng terdapat universitas seperti Unhasy dan Ma’had Aly, mengingat yang berkunjung saat itu adalah dari mahasiswa yang sudah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Selain itu, Ustad Iskandar juga menyampaikan kepada para mahasiswa bahwa tahun ini pendaftaran santri baru Pesantren Tebuireng telah ditutup.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Untuk tahun 2018 pendaftaran santri baru telah ditutup, yang mendaftar sekitar 1500 yang diterima 1300an, terpaksa beberapa tidak diterima karna memang fasilitas tidak mencukupi,” ujarnya.

Menurutnya, dengan banyaknya pendaftar menunjukkan bahwa Pesantren Tebuireng masih dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi tempat belajar bagi putra-putri mereka.

Setelah sambutan yang disampaikan oleh Ustad Iskandar, dilanjutkaan dengan sesi tanya jawab. Beberapa mahasaiswa terlihat penasaran mengapa Pesantren Tebuireng masih bisa bertahan sampai saat ini, ada juga yang mempertanyakan apakah Ma’had Aly dan Mu’allimin yang ada di Pesantren Tebuireng sudah diakui oleh negara. Hal itu kemudian dijawab oleh Ustad Iskandar, bahwa Muallimin dan Ma’had Aly di Pesantren Tebuireng sudah diakui bahkan peresmian kali pertama beberapa Ma’had Aly dilaksanakan di Pesantren Tebuireng oleh Menteri Agama Republik Indonesia.

Setelah acara tanya jawab tentang Pesantren Tebuireng, para mahasiswa  langsung menuju maqbaroh di lokasi pemakaman pendiri Pesantren Tebuireng, kemudian dilajutkan dengan melihat beberapa unit pendidikan di lingkungan Pesantren Tebuireng.


Pewarta: Nur Masduki

Editor/Publisher: Rara Zarary