Dalam Haul Presiden ke 5 Indonesia KH. Abdurrahman Wahid (05/01) Lukman Hakim Saefuddin, Menteri Agama RI memaparkannya kesan dan pesannya mengenai sosok Abdurahman Wahid. Sisi kesederhanaannya, kemanusiaanya, egaliternya, pemihakannya yang luar biasa kepada kelompok-kelompok minoritas, kelompok-kelompok marjinal yang terpinggirkan.
Alumnus Gontor ini, juga teringat saat masa-masa menjadi santri. “Saya sering membaca tulisan Gus Dur tepatnya yang di muat ‘Majalah Prisma’”. Menurutnya, manusia pada dasarnya terbatas, maka dari itu Allah menciptakan manusia dengan berbeda-beda baik dalam hal ras, agama, maupun yang lain. Dan menurut Gus Dur Adanya kelompok atau masyarakat yang bereda dalam bangsa ini bisa membuat masyarakat kita saling mengisi satu dengan yang lain atau dapat dikatakan dapat bersinergi.
Adik Nyai. Hj. Farida Salahuddin Wahid ini, menambahkan, “Mengindonesiakan Islam bukan mengislamkan Indonesia, dan juga pribumisasi Islam bukan mengislamkan pribumisasi”. Inilah kata-kata yang sering di ucapkan oleh Gus Dur. Maka dari itu nilai-nilai Islam hanya bisa di implementasikan kalau kita tetap menjaga tradisi yang dimiliki masyarakat islam yang beragam saat ini.” Dalam akhir sambutannya beliau berharap bahwa semoga kita dapat meneladani Gus Dur, dan juga melanjutkan kisah-kisah beliau. Serta mudah-mudahan kebebasan beragama tetap terjamin karena ini telah dinyatakan tegas di dalam konstitusi.(Fatih)