Sebuah ilustrasi cerita seseorang dalam puisi.

Aku dan kepalsuan

Bagaikan dua sisi yang tak bisa dipisah
di dunia yang penuh warna, aku menutup mata
menyembunyikan kebenaran di balik senyuman palsu.
setiap kata yang terucap, penuh sandiwara

setiap tindakan yang kutunjukkan, penuh kebohongan
tapi dalam kesendirian, aku mulai lelah
mencari arti, apakah ini yang sebenarnya aku inginkan

aku dan kepalsuan
menari bersama dalam kesunyian
namun di balik topeng ini, ada yang ingin kutemukan
kebenaran yang seharusnya lahir dari hatiku yang jujur.



Lebih Baik Menjadi Tuli

Dari suara yang menusuk dan memecah hati
dari bisikan dunia yang penuh kepalsuan
yang hanya mengisi kekosongan dengan kebisingan.

telinga ini terlalu lelah mendengar
janji yang tak pernah ditepati, kata yang tak pernah berarti
lebih baik diam, tak mendengar apapun
menciptakan kedamaian di dalam jiwa yang resah.

lebih baik menjadi tuli
dari tangisan yang tak kunjung berakhir
dari keluhan yang tak ada ujungnya
biar hanya sepi yang menemani, daripada kebohongan yang tak berkesudahan.



Menjadi Orang Acuh

Melihat dunia berlalu, tanpa rasa
menatap hiruk pikuk tanpa peduli
menyendiri dalam keramaian, tanpa suara

tak perlu merasakan luka yang tak berkesudahan
tak perlu peduli pada tangisan yang terpendam
menjadi acuh adalah pelarian dari semua
dari kekecewaan, dari harapan yang tak pernah tumbuh

namun, di balik acuhku
ada jiwa yang pernah merasakan, ada hati yang pernah rapuh
menjadi acuh bukanlah pilihan, tapi sekadar perlindungan
dari dunia yang tak pernah berhenti mengguncang.



Penulis: Albii

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online