Santri Mu’allimin angkatan ke-10 foto bersama usai rangkaian acara malam perpisahan atau lailatul muwadda’ah di gedung Yusuf Hasyim Tebuireng.

Tebuireng.online— Jika sekolah umum memiliki tradisi Prom Night (Malam Perpisahan) sebagai ajang perpisahan sekolah, maka Pesantren Tebuireng, salah satunya adalah Unit Mu’allimin, memiliki Lailatul Muwada’ah sebagai ajang perpisahan sekolah.

Sebagaimana yang telah dilaksanakan kemarin malam (28/5/2023) di lantai 3 gedung Yusuf Hasyim Tebuireng. Acara tersebut diselenggarakan mulai pukul 19.30 WIB sampai pukul 22.30 WIB. Acara ini dihadiri langsung oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, Ketua MUI Mojokerto, KH. Muthoharun Afif, dan Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kediri Masa Khidmah 2023-2028, KH. Abdul Nasir Badrus sebagai Mauidhoh Hasanah (pembicara) dalam acara tersebut.

“Saya mengingatkan kepada sampean semua, bahwa kita dibebani dengan tanggung jawab sebagai pintu pintu ilmu. Sehingga kita harus berupaya dengan baik dan lebih baik untuk ke depannya,” pesan Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz kepada seluruh santri yang akan menjadi wisudawan ke-10 Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari.

Pengasuh juga menjelaskan dalam acara ini, bahwa nantinya Mu’allimin akan bergabung dengan Pondok Induk Pesantren Tebuireng. Hal ini mendapatkan respon yang positif dari seluruh peserta dengan banyaknya tepuk tangan yang meriah.

Setelah pesan dari Pengasuh Pesantren Tebuireng, acara selanjutnya yaitu pemberian karya tulis berupa buku yang merupakan hasil cipta karya angkatan ke-10 atau yang memiliki nama angkatan “Sapu Jagad” kepada Pengasuh Pesantren Tebuireng. Karya tulis tersebut berjudul, Indonesia Bertahlil, dan Fiqih Banyu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh santri-santri yang akan wisuda saja, melainkan juga dengan wali santri masing masing dari berbagai daerah. Berjalannya acara menjadi semakin meriah ketika KH. Abdul Nasir Badrus yang akrab di panggil dengan Gus Nasir, naik ke podium panggung kehormatan.

“Tebuireng itu tidak kalah hebat dengan yang di luar, tinggal kalian saja bisa mengenyam pendidikan di Tebuireng atau tidak. Mu’allimin kitab e yo akeh, eh tapi pas boyong seng di gowok mek Arbain Nabawi,” jelas Gus Nasir, dengan tertawa yang di balas tawa meriah oleh hadirin peserta acara.

Tetapi acara tidak sampai situ saja. Melainkan, setelah itu ada doa yang dipimpin secara khidmat oleh K.H. Muthoharun dan dan dilanjut penyerahan kenang kenangan berupa 3 kitab kuning kepada Kepala Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari.

Pewarta: Soni