Tebuireng.online– Ahad (26/03/2017), Pesantren Tebuireng kembali kedatangan tamu pejabat pemerintah daerah. Kali ini giliran Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid yang didampingi oleh beberapa tuan guru (ulama) pemimpin pesantren datang berkunjung sekaligus studi banding ke Pesantren Tebuireng. Mereka tiba di Tebuireng pukul 10.30 WIB dan langsung disambut oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin di Aula lantai 3 gedung KH. M. Yusuf Hasyim.
“Tujuan kami kunjungan ke Pesantren Tebuireng adalah untuk belajar, membandingkan dan mudah mudahan dapat mencontoh agar pondok pesantren di Lombok dapat berkembang seperti disini,” ujar Bupati Lombok, H. Fauzan Khalid. Ia juga menjelaskan bahwa di Lombok Barat jumlah siswa tingkat SLTP yang bersekolah di Madrasah di bawah naungan pesantren lebih banyak dari pada sekolah umum. Hal itu, menurutnya merupakan nilai plus yang harus dipertahankan dan dicarikan formula yang tepat dalam pengembangannya. Untuk itu ia dan beberapa tuan guru mengunjungi beberapa pesantren di Jawa Timur
Dalam kesempatan sambutan, Wakil Pengasuh KH. Abdul Hakim Mahfudz, menjelaskan sejarah singkat berdirinya Pesantren Tebuireng sekaligus peranannya dalam proses berdirinya Nahdlatul Ulama. Beliau juga memaparkan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga dapat berpengaruh pada moral generasi muda. Maka, bagi kiai yang juga pengusaha ini, penguatan ukhuwah penting untuk dilaksanakan, karena ukhuwah dapat berpengaruh pada perkembangan Islam di masa depan, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi. Beliau menjelaskan proses berdirinya Ma’had Aly di Tebuireng pada tahun 2006. Meski terbilang masih baru di dunia pendidikan dan pesantren, lanjut Ustadz Hannan, panggilan akrab beliau, Ma’had Aly diharapkan mampu menjawab tantangan krisis ulama di Indonesia dengan metode pendidikan ala pesantren dan kitab kuning.
Mahad Aly, tambah beliau, memadukan antara metode pendidikan pesantren dan perguruan tinggi yang kajiannya tidak hanya menggunakan kitab kuning dengan bahasa pengantar Bahasa Arab, tetapi juga menggunakan sistem perkuliahan ala perguruan tinggi, yaitu mahasantri menyiapkan materi untuk berdiskusi didampingi dosen.
“Mahad Aly Hasyim Asyari ini, sudah mendapatkan SK (surat keputusan), sehingga kini Mahad Aly dapat disetarakan dengan lulusan perguruan tinggi sarjana (S1) dengan gelar S.Ag,” terang alumnus Universitas al Azhar Mesir tersebut. Di Pesantren Tebuireng Ma’had Aly megambil fokus hadis dan ilmu hadis, karena pendirinya, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ahli hadis yang sanadnya sampai ke Rasulullah SAW.
Selain Gus Kikin, beberapa dzuriyah Pesantren Tebuireng juga hadir menyambut Bupati Lombok Barat dan rombongan, antara lain KH. Irfan Yusuf (Gus Ir), KH. Hasyim Abdul Karim (Gus Aying), dan KH. Abdul Hadi Yusuf (Gus Didik). Usai acara diskusi dan tukar informasi, kedua pihak saling menyerahkan cinderamata sebagai tanda persaudaraan.
Selanjutnya, rombongan berdoa di maqbarah masyayikh Tebuireng didampingi Gus Kikin dan beberapa dzuriyah. Selain ke Tebuireng, rombongan Bupati Lombok Barat ini juga telah mengunjungi sebuah pesantren di Pacet Mojokerto dan akan melanjutkan perjalanan ke Gresik untuk mengunjungi sebuah pesantren di sana sebelum kembali ke Pulau Lombok.
Pewarta: Nazhatuz Zamani
Editor: M. Abror Rosyidin
Publisher: M. Abror Rosyidin